Konten dari Pengguna

Profesi Pertama H. Agus Salim dan Perjuangannya untuk Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
17 Maret 2025 14:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Profesi Pertama H. Agus Salim. Unsplash.com/Varun Verma
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Profesi Pertama H. Agus Salim. Unsplash.com/Varun Verma
ADVERTISEMENT
H. Agus Salim adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Namun, banyak yang belum tahu apakah profesi pertama H. Agus Salim sebelum ia menjadi tokoh besar dalam pergerakan nasional.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Ensiklopedia Dunia p2k.stekom.ac.id, H. Agus Salim dikenal sebagai diplomat ulung, pemikir, dan pejuang kemerdekaan yang gigih.

Profesi Pertama H. Agus Salim

Ilustrasi Profesi Pertama H. Agus Salim. Unsplash.com/Varun Verma
Berikut ini penjelasan profesi pertama H. Agus Salim dan perjuangannya untuk negara Indonesia.

1. Awal Perjalanan: Menjadi Penerjemah dan Konsulat di Jeddah

Profesi pertama H. Agus Salim adalah sebagai penerjemah dan pegawai Konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi.
Setelah menamatkan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) dan Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia (sekarang Jakarta), Agus Salim berhasil meraih predikat lulusan terbaik.
Prestasi ini memberinya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran di Belanda, tetapi ia tidak mendapatkan beasiswa karena terbatasnya dana dari pemerintah kolonial.
Keadaan tersebut tidak membuatnya patah semangat. Berkat kemampuannya dalam berbahasa asing, Agus Salim diterima bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah.
ADVERTISEMENT
Tugas utamanya adalah membantu jamaah haji asal Indonesia yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci.
Selama bertugas di sana, ia tidak hanya bekerja sebagai penerjemah, tetapi juga banyak berinteraksi dengan masyarakat Muslim dari berbagai negara.
Pengalaman ini membuka wawasannya tentang dunia Islam dan memperkuat rasa nasionalismenya.

2. Memupuk Semangat Perjuangan

Saat berada di Jeddah, Agus Salim banyak berdiskusi dengan tokoh-tokoh Muslim dari berbagai negara yang memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan dari penjajahan.
Ia juga mendapat inspirasi dari pamannya, Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang ulama besar di Mekkah yang memiliki pandangan anti-kolonial.
Kembali ke Indonesia setelah beberapa tahun di Jeddah, Agus Salim mulai aktif dalam pergerakan nasional. Ia bergabung dengan Sarekat Islam dan menjadi salah satu tokoh penting dalam organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengalaman dan wawasannya yang luas menjadikannya pemimpin yang disegani. Ia berjuang melalui tulisan dan diplomasi, menyuarakan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional.

3. Warisan Perjuangan

Perjalanan Agus Salim dari seorang penerjemah hingga menjadi diplomat dan pejuang kemerdekaan adalah bukti bahwa ketekunan dan semangat belajar bisa membuka jalan menuju perubahan besar.
Hingga kini, H. Agus Salim dikenang sebagai sosok cerdas, berwibawa, dan memiliki prinsip kuat. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi cita-cita dan kemerdekaan yang hakiki.
“Leiden is lijden” memimpin adalah menderita, begitu kata H. Agus Salim. Sebuah pesan mendalam tentang pengorbanan yang harus dijalani oleh seorang pemimpin sejati.
Profesi pertama H. Agus Salim menjadi pijakan penting yang memperkaya perspektif dan memperkuat tekadnya untuk membela hak-hak bangsa Indonesia. (Aya)
ADVERTISEMENT