Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Pendiri Sarekat Dagang Islam di Kota Solo
26 Februari 2024 22:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sarekat Dagang Islam didirikan di kota Solo oleh seorang ulama kharismatik, merupakan sebuah organisasi yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadikan aktivitas mengenal pendiri Sarekat Dagang Islam menjadi hal yang menarik guna menambah wawasan dari pahlawan nasional yang satu ini.
Mengenal Sarekat Dagang Islam
Mengutip buku Metamorfosis Sarekat Islam karya Handri Raharjo, Sarekat Dagang Islam (SDI) adalah organisasi yang didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi.
Pada permulaan, kelompok yang dibentuk oleh Haji Samanhudi dan rekan-rekannya merupakan sebuah asosiasi pedagang Islam yang menentang kebijakan Belanda yang memperbolehkan masuknya pedagang asing untuk mengendalikan perekonomian rakyat.
Pada kongres perdana SDI di Solo tahun 1906, nama organisasi tersebut diubah menjadi Sarikat Islam.
Kemudian, pada tanggal 10 September 1912, karena kondisi politik dan sosial pada saat itu, H.O.S. Tjokroaminoto mengubah Sarikat Islam menjadi sebuah Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru.
ADVERTISEMENT
Sarekat Dagang Islam di Kota Solo yang Didirikan oleh KH Samanhudi
Sarekat Dagang Islam di Kota Solo didirikan oleh seorang ulama dan tokoh pejuang, yaitu KH Samanhudi.
Berikut ini adalah berbagai aspek penting dari profil dari pendiri Sarekat Dagang Islam:
1. Kelahiran
KH Samanhudi, yang memiliki nama kecil Sudarno Nadi, beliau lahir pada tahun 1868 di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah.
2. Silsilah Keluarga
Ayahnya, Haji Abdurrahman, adalah seorang pedagang batik yang kaya raya, sedangkan ibunya bernama Nyai Siti Aminah. Samanhudi dibesarkan dalam keluarga yang memegang tegus nilai agama dan menjadikannya pribadi yang taat beribadah.
3. Latar Belakang Pendidikan
Samanhudi mendapatkan pendidikan awalnya di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya, Jawa Timur.
Pendidikan agama Islamnya ditempuh di beberapa pondok pesantren, seperti Ponpes KH Sayuthi di Ciawigebang serta Ponpes Ponpes Sarajaya di kota Cirebon.
ADVERTISEMENT
4. Jejak Perjuangan
Kegiatan perdagangan yang dijalankan oleh KH Samanhudi, menjadikan dirinya bersemangat untuk mendirikan organisasi bernama Sarekat Dagang Islam (SDI).
Organisasi ini, yang berdiri sejak 1905, resmi secara administratif pada 5 April 1909. SDI kemudian berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912, di mana HOS Cokroaminoto menjadi ketua.
SI tidak hanya aktif dalam bidang perdagangan, tetapi juga dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
5. Akhir Usia
Pada tahun 1920, kesehatan KH Samanhudi mulai menurun, yang membuatnya tidak lagi aktif dalam organisasi Sarekat Islam. Namun, dia terus berkontribusi terhadap gerakan nasional dan sempat menyaksikan kemerdekaan bangsanya pada 17 Agustus 1945. Samanhudi kemudian wafat di Klaten, Yogyakarta pada 28 Desember 1956.
Sarekat Dagang Islam didirikan di Kota Solo oleh tokoh yang berpengaruh, yaitu KH Samanhudi. Kontribusinya dalam memajukan ekonomi dan gerakan nasional telah meninggalkan jejak yang penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. (AZ)
ADVERTISEMENT