Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Prosesi Upacara Adat Rambu Solo sebagai Ritual Kematian Toraja
25 Mei 2024 21:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rambu solo adalah upacara kematian yang dilaksanakan di Suku Toraja, Sulawesi Selatan. Prosesi upacara adat rambu solo terbagi menjadi tahap rante serta pertunjukan kesenian.
ADVERTISEMENT
Lisda, Palar, dan Rotty dalam Makna Simbol dalam Bahasa Tominaa pada Upacara Rambu Solo'Tana Toraja Singgi'na Torampo Tongkon menyebutkan bahwa upacara adat rambu solo dilaksanakan oleh masyarakat Toraja untuk mengantar arwah orang yang meninggal.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai prosesi upacara adat rambu solo, simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Prosesi Upacara Adat Rambu Solo
Pada umumnya, upacara adat rambu solo dilaksanakan dengan prosesi cukup panjang dan puncaknya di bulan Juli serta Agustus. Bahkan, para wisatawan juga dapat menyaksikan rangkaian upacara adat rambu solo.
Adapun prosesi upacara adat rambu solo di Toraja adalah:
1. Mempersiapkan Tongkonan
Salah satu prosesi upacara adat rambu solo adalah mempersiapkan tongkonan kecil terlebih dulu. Tongkonan adalah rumah adat Suku Toraja. Rumah adat ini menjadi simbol dari setiap upacara budaya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pria akan membawa rumah tongkonan sepanjang jalan sampai pemakaman. Setelah itu, diikuti rombongan lain untuk membawa peralatan budaya lainnya. Selama proses ini, setiap masyarakat yang mengikuti pelaksanaannya tidak diperkenankan ribut.
2. Rante
Setelah rumah tongkonan siap, prosesi upacara adat rambu solo selanjutnya adalah pemakaman atau rante. Tahapan ini berupa pementasan kesenian di depan tongkonan.
Terdapat beberapa peraturan yang tak boleh dilewatkan, misalnya adalah ma'tuda mebalun atau sesi pembungkusan mayat. Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan ma'roto atau penghiasan peti mayat atau keranda. Warna kain yang digunakan adalah perak keemasan.
3. Pemindahan Mayat
Prosesi upacara adat rambu solo berikutnya adalah pemindahan mayat ke suatu rumah atau ma'popengkalo alang. Usai mayat dipindahkan, akan dilakukan parade atau ma'palao dengan tujuan membawa mayat ke lokasi pemakaman budaya.
ADVERTISEMENT
4. Pertunjukan Kesenian
Prosesi upacara adat rambu solo Toraja selanjutya adalah pertunjukan kesenian berupa tarian khas Toraja. Saat pertunjukan, akan menggunakan pakaian adat Sulawesi Selatan dengan warna khas hitam serta keemasan.
5. Tahap Pengorbanan
Prosesi upacara adat rambu solo yang terakhir adalah tahap pengorbanan. Pada tahapan ini, akan dilakukan pengorbanan hewan maupun peninggalan lainnya. Biasanya, hewan yang digunakan adalah kerbau dan babi.
Demikian informasi mengenai prosesi upacara adat rambu solo di Toraja. [ENF]