Konten dari Pengguna

Ragam Kesenian Suku Bima beserta Penjelasannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Juli 2023 22:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesenian suku Bima (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesenian suku Bima (Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Bima merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Bima di Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Berbagai kesenian suku Bima telah menjadi bukti bahwa suku ini memiliki kekayaan budaya yang menarik.
ADVERTISEMENT
Apa saja kesenian suku Bima? Simak penjelasan berikut.

Berbagai Kesenian Suku Bima

Ilustrasi kesenian suku Bima (Pexels)
Dikutip dari buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z, Mbojo atau dou Mbojo yang biasa pula dinamakan suku-bangsa Bima menetap di wilayah Kabupaten Bima, termasuk Pulau Sangeang, dan sebagian lainnya dalam wilayah Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berikut ini adalah beberapa jenis kesenian suku Bima beserta penjelasannya:

1. Tari Lenggo

Tari Lenggo adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Bima. Tarian ini menggambarkan keindahan dan keanggunan gerakan tari yang diiringi oleh musik tradisional, seperti gong, kendang, dan suling.
Tari Lenggo biasanya dipentaskan dalam berbagai acara adat, upacara pernikahan, atau festival budaya sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan sebagai wujud ekspresi seni yang memesona.
ADVERTISEMENT

2. Tari Nganga

Konon tarian ini sebagai wujud rasa cinta rakyat kepada seorang putri raja pada zaman dahulu. Dalam cerita rakyat yang beredar, sang putri raja terjatuh ke dalam sebuah batu dan terperangkap di dalamnya sehingga tidak bisa keluar.
Berita ini menyebar ke seluruh rakyat yang menjadi cemas dan berdoa kepada Tuhan agar sang putri dapat terbebas dari perangkap batu tersebut. Beberapa saat kemudian, permohonan mereka dikabulkan dan sang putri dengan selamat keluar dari dalam batu.
Legenda ini kemudian diwariskan dan diabadikan dalam bentuk tarian tradisional yang dikenal sebagai Tari Batu Nganga.

3. Tari Bajang Girang

Tarian ini menggambarkan ekspresi dari generasi muda yang selalu bermaksud untuk melaksanakan kehidupan pernikahan. Dalam Bahasa Indonesia, istilah "bajang" mengacu pada masa muda dan "girang" merujuk pada kebahagiaan.
ADVERTISEMENT

4. Upacara Perang Topat

Perang Topat adalah bagian dari serangkaian Upacara Pujawali yang merupakan ekspresi rasa syukur umat manusia atas keselamatan yang diberikan dan permohonan berkah kepada Tuhan.
Tradisi ini melibatkan saling melempar ketupat antara umat Islam dan umat Hindu di Lombok.

5. Tenun Tembe Nggoli

Tenun Tembe Nggoli adalah salah satu bentuk kerajinan tenun tradisional suku Bima. Tenun ini diproduksi secara handmade oleh para perempuan Bima yang memiliki keterampilan dalam menenun.
Tenun Tembe Nggoli memiliki pola yang khas dengan warna-warna yang cerah dan motif-motif tradisional. Kain tenun ini digunakan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, upacara adat, dan festival budaya, sebagai simbol identitas dan kebanggaan suku Bima.

6. Rimpu

Rimpu adalah tradisi berpakaian khas bagi wanita suku Bima, yakni menggunakan sarung tenun khas Bima yang disebut "Tembe Nggoli".
ADVERTISEMENT
Cara memakainya, yaitu melibatkan dua lembar kain di mana satu lembar pertama dililitkan di kepala dengan bagian wajah terbuka, sementara sisa kain dibiarkan terjulur hingga ke perut menutupi lengan dan telapak tangan.
Kemudian, kain kedua digunakan dengan cara melipatnya di pinggang hingga ke bawah mirip dengan penggunaan kain sarung pada umumnya.
Kesenian suku Bima memberikan gambaran tentang kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh suku ini. Dengan mempertahankan dan mengembangkan kesenian suku Bima, kita dapat memperkuat identitas budaya mereka dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini.