Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Raja Kedua di Kerajaan Majapahit yang Patut Diketahui
21 Juni 2024 22:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut sepak terjang Sri Jayanegara sebagai raja kedua di Kerajaan Majapahit yang cukup populer.
Raja Kedua di Kerajaan Majapahit
Raja kedua di Kerajaan Majapahit adalah Dyah Jayanegara atau Sri Jayanegara yang merupakan putra dari Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), pendiri Kerajaan Majapahit.
Sri Jayanegara memerintah Majapahit dari tahun 1309 hingga 1328 M menggantikan sang ayahanda yang tewas. Lambang pemerintahan Sri Jayanegara adalah minadwaya atau dua ekor ikan.
Jayanegara adalah putra Raden Wijaya dengan permaisuri kedua yaitu Dara Petak, seorang putri Melayu dari Kerajaan Dharmasraya di Sumatera.
Pemerintahan Jayanegara yang penuh dengan pemberontakan menunjukkan tantangan besar dalam menjaga stabilitas kerajaan pada masa awal Majapahit.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Ensiklopedia Pelajar dan Umum oleh Gamal Komandoko dikatakan bahwa masa pemerintahan Jayanegara ditandai dengan berbagai pemberontakan dan konflik internal.
Hal ini membuat periode kepemimpinan Jayanegara cukup bergejolak. Beberapa pemberontakan signifikan antara lain:
Di antara serangkaian peristiwa tersebut, pemberontakan Kuti hampir berhasil menggulingkan Jayanegara, tetapi akhirnya berhasil dipadamkan dengan bantuan Gajah Mada, yang kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah Majapahit.
Gajah Mada memimpin pasukan Bhayangkari yang berarti pengawal setia. Atas jasa dan peranannya yang begitu besar bagi Majapahit, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan dan kemudian Patih Kediri.
Jayanegara dibunuh pada tahun 1328 oleh tabib istananya sendiri, Tanca. Menurut beberapa sumber, Tanca membunuh Jayanegara sebagai pembalasan pribadi karena raja dianggap sewenang-wenang.
ADVERTISEMENT
Setelah kematiannya, Jayanegara tidak memiliki keturunan yang sah untuk melanjutkan pemerintahannya, sehingga takhta Majapahit jatuh kepada saudara tirinya, Tribhuwana Wijayatunggadewi.
Meskipun pemerintahan Jayanegara bergejolak, upaya-upaya yang dilakukan untuk memadamkan pemberontakan dan menjaga ketertiban berkontribusi pada stabilitas jangka panjang kerajaan yang kemudian berkembang pesat di bawah pemerintahan penggantinya.
Demikian adalah pembahasan mengenai Sri Jayanegara sebagai raja kedua di Kerajaan Majapahit yang menarik untuk diketahui. (SP)
Live Update