Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Rumah Adat Kasepuhan Cirebon: Asal-usul dan Fakta Uniknya
25 Februari 2025 22:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Rumah adat Kasepuhan Cirebon atau biasa disebut Keraton Kasepuhan menjadi salah satu rumah adat paling popular di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, setiap bangunan dalam kompleks keraton Kesepuhan Cirebon mengandung makna yang penuh filosofis.
Uniknya, rumah adat ini banyak menggunakan simbol atau lambang sebagai media untuk menyampaikan nasihat kepada masyarakat. Lantas, bagaimana asal-usul dari rumah adat ini dan bagaimana fakta unik lainnya?
Rumah Adat Kasepuhan Cirebon
Selain berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan, rumah adat Kasepuhan juga menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan pada masanya.
Nama Pakungwati sendiri diambil dari Ratu Dewi Pakungwati, putri Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Pada tahun 1529, Pangeran Mas Zainul Arifin, cicit Sunan Gunung Jati membangun keraton baru di sebelah barat daya keraton lama yang kemudian dikenal sebagai Keraton Kasepuhan seperti yang kita kenal saat ini.
ADVERTISEMENT
Arsitektur Keraton Kasepuhan merupakan perpaduan gaya Sunda, Jawa, Islam, Tionghoa, dan Belanda. Hal tersebut mencerminkan bagaimana keragaman budaya saat itu cukup yang mempengaruhi perkembangan Cirebon pada masa lalu.
Bangunan ini memiliki beberapa bagian penting, antara lain pintu gerbang utama yang dikenal sebagai Kreteg Pangrawit. Bangunan ini terletak di sebelah utara dan berfungsi sebagai akses utama keluar masuk keraton.
Setelah melewati pintu gerbang utama, terdapat bangunan Pancaratna dan Pancaniti. Pancaratna digunakan sebagai tempat pertemuan para pembesar desa dengan Wedana atau Demang.
Sementara Pancaniti menjadi lokasi pelatihan prajurit, pengadilan, dan tempat beristirahat.
Selain itu, terdapat kompleks Siti Inggil di halaman depan keraton yang digunakan sebagai tempat duduk bagi para pengawal raja. Pada halaman kedua terdapat Langgar Agung yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi keluarga dan kerabat keraton.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai tempat tinggal dan pusat pemerintahan, Keraton Kasepuhan juga memiliki museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah. Misalnya Kereta Singa Barong yang hanya dikeluarkan setiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Fakta Unik Rumah Adat Kasepuhan
Salah satu keunikan dari Rumah Adat Kasepuhan adalah penggunaan umpak, yaitu batu landasan yang berfungsi menahan atap agar tidak langsung menyentuh tanah. Umpak ini membantu kayu penyangga menjadi lebih awet, tidak mudah lapuk, dan tahan terhadap rayap.
Selain itu, dalam pembangunannya, rumah adat ini tidak menggunakan paku atau baut. Sambungan antar kayu mengandalkan teknik pasak dengan kayu berkualitas tinggi.
Hal lain yang lebih menarik bahwa pintu utama rumah ini selalu lurus. Melalui bagian depan rumah utama, bagian rumah paling belakang pun sudah terlihat. Secara makna, hal tersebut mencerminkan keterbukaan dan kejujuran pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Itulah asal-usul dan fakta unik rumah adat Kasepuhan yang perlu diketahui. Ketika berada di Cirebon, jangan lupa berkunjung ke sini, ya! (rudin)