Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Rumah Adat Khas Nusa Tenggara Timur, Makna, dan Filosofinya
16 Januari 2025 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk keberadaan rumah adat khas Nusa Tenggara Timur yang unik dan penuh makna.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnalbatakarang.ptbundana.org, Studi Tentang Hunian Rumah Adat Uma Tutus di Desa Suelain Kabupaten Rote-ndao, rumah adat khas NTT berfungsi sebagai tempat tinggal, simbol identitas, kebersamaan, dan spiritualitas masyarakatnya.
Rumah Adat Khas Nusa Tenggara Timur: Makna dan Filosofinya
Berikut ini terdapat beberapa jenis rumah adat khas Nusa Tenggara Timur beserta makna dan filosofinya.
1. Rumah Adat Suku Dawan (Ume Kebubu)
Rumah adat Ume Kebubu berbentuk bundar dengan atap kerucut yang terbuat dari alang-alang. Rumah ini melambangkan perlindungan dan kehangatan keluarga.
Filosofi utama dari Ume Kebubu adalah kesatuan dengan alam. Masyarakat percaya bahwa bentuk bundar rumah mencerminkan siklus kehidupan yang terus berputar, mulai dari kelahiran hingga kematian.
Selain itu, Ume Kebubu juga digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen, melambangkan kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
2. Rumah Adat Suku Manggarai (Mbaru Niang)
Mbaru Niang, yang berasal dari Pulau Flores, memiliki bentuk unik seperti kerucut yang menjulang tinggi. Rumah ini terdiri dari lima tingkatan yang memiliki fungsi berbeda.
Tingkat paling bawah digunakan untuk tempat tinggal, sedangkan tingkat tertinggi digunakan untuk menyimpan benda-benda sakral.
Mbaru Niang melambangkan hubungan harmonis antara manusia, leluhur, dan Tuhan. Bangunan ini juga mencerminkan semangat gotong royong, karena pembangunannya melibatkan seluruh anggota masyarakat.
3. Rumah Adat Suku Sabu (Dea)
Rumah adat Dea berbentuk panggung dengan atap yang menyerupai perahu terbalik. Bentuk ini melambangkan perjalanan hidup manusia yang penuh tantangan, seperti mengarungi lautan.
Rumah ini juga menjadi simbol kekuatan dan kebijaksanaan suku Sabu dalam menghadapi alam yang keras.
ADVERTISEMENT
Setiap rumah adat di NTT mengandung filosofi mendalam yang berakar pada kepercayaan lokal. Rumah adat tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi sarana untuk menghormati leluhur dan menjaga keharmonisan dengan alam.
Masyarakat NTT percaya bahwa rumah adat adalah representasi dari hubungan vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan sesama manusia.
Melestarikan rumah adat NTT berarti menjaga identitas dan tradisi luhur yang menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Rumah adat khas Nusa Tenggara Timur adalah warisan budaya yang kaya akan nilai spiritual dan sosial. Keunikannya terletak pada bentuk fisik dan makna filosofis yang terkandung di dalamnya. (Aya)