Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Agresi Militer Belanda II yang Terjadi pada 1948
21 Agustus 2023 21:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam lembaran sejarah Indonesia yang penuh perjuangan, sejarah Agresi Militer Belanda II telah menorehkan catatan kelam bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Agresi Militer Belanda II juga menjadi salah satu babak sulit dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaannya. Simak artikel ini untuk mengetahui sejarah singkatnya.
Sejarah Agresi Militer Belanda II
Mengutip buku IPS Terpadu Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, Agresi Militer Belanda II terjadi setelah diadakannya Perjanjian Renville. Agresi tersebut ditunjukan untuk menyerang berbagai wilayah Indonesia, terutama Kota Yogyakarta.
Agresi Militer Belanda II merupakan lanjutan dari konflik antara Indonesia yang baru merdeka dan Belanda yang berupaya menguasai kembali Indonesia.
Berikut adalah berbagai poin penting sejarah Agresi Militer Belanda II:
1. Latar Belakang Agresi Militer Belanda II
Setelah kegagalan Agresi Militer Belanda I dan dilakukannya perundingan yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara (Australia, Belgia, dan Amerika Serikat), hubungan antara Indonesia dan Belanda masih tegang.
ADVERTISEMENT
Kekuasaan Indonesia yang mulai mengakar dan semakin diakui oleh dunia internasional menjadi perhatian serius bagi Belanda. Hal ini menjadi pemicu bagi Belanda untuk melancarkan Agresi Militer Belanda II.
2. Tujuan Agresi Militer Belanda II
Tujuan utama Agresi Militer Belanda II adalah untuk melumpuhkan pusat pemerintahan Indonesia, terutama yang berada di Yogyakarta. Dengan melemahkan pemerintahan Indonesia, Belanda berharap bisa mengambil alih kendali atas Indonesia.
Belanda juga ingin merebut kekayaan alam yang ada di Indonesia untuk memulihkan perekonomian negaranya yang hancur pasca Perang Dunia II.
3. Penyerangan terhadap Yogyakarta
Pada 19 Desember 1948, pasukan Belanda melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota sementara Republik Indonesia.
Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan pusat pemerintahan dan menggagalkan upaya konsolidasi pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
4. Dampak Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Tokoh-tokoh Indonesia, seperti Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta, ditangkap dan diasingkan.
Pemerintahan darurat di Bukit Tinggi pun didirikan untuk menggantikan pemerintahan pusat yang lumpuh akibat agresi ini. Di Yogyakarta, banyak bangunan fisik, seperti rumah, sekolah, dan infrastruktur lainnya, mengalami kerusakan parah akibat serangan.
5. Akhir Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II baru berakhir setelah Indonesia dan Belanda duduk bersama dalam Perjanjian Roem Royen. Perjanjian ini mengakhiri aksi militer Belanda dan mengakui kedaulatan Indonesia.
Gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda disepakati dan Agresi Militer Belanda II secara resmi berakhir pada Mei 1949.
Dalam sejarah Agresi Militer Belanda II, bangsa Indonesia mengambil hikmah dan pembelajaran berharga. Peristiwa tersebut mengingatkan akan betapa mahalnya harga kemerdekaan dan pentingnya untuk menjaga persatuan demi masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT