news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Ayam Cincane, Kuliner Khas Kalimantan Timur

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
20 Maret 2025 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Ayam Cincane. Unsplash.com/Inna Safa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Ayam Cincane. Unsplash.com/Inna Safa
ADVERTISEMENT
Sejarah ayam cincane adalah salah satu kuliner khas Kalimantan Timur. Kuliner inilah yang memiliki cita rasa unik dan kaya rempah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, hidangan ini terkenal sebagai sajian istimewa dalam berbagai acara adat, perayaan, hingga penyambutan tamu kehormatan.

Sejarah Ayam Cincane Khas Kalimantan Timur

Ilustrasi Sejarah Ayam Cincane. Unsplash.com/Adriel Prastyanto
Sejarah ayam cincane berasal dari Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Secara tradisional, hidangan ini disajikan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, syukuran, dan upacara adat.
Di balik kelezatannya, Ayam Cincane menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat setempat.
Bagi masyarakat Kalimantan Timur, Ayam Cincane tidak sekadar makanan, tetapi juga simbol penghormatan dan ungkapan rasa syukur. Dalam tradisi setempat, proses memasak Ayam Cincane melibatkan beberapa tahapan yang sarat makna.
Ayam kampung yang digunakan melambangkan kemurnian dan ketulusan, sementara bumbu rempah yang meresap ke dalam daging menggambarkan kekayaan budaya dan keramahan masyarakat Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Salah satu ciri khas Ayam Cincane terletak pada bumbunya yang meresap sempurna ke dalam daging ayam. Proses memasaknya diawali dengan melumuri ayam menggunakan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, dan kunyit.
Setelah itu, ayam direbus hingga bumbu meresap, kemudian dipanggang atau dibakar sambil sesekali diolesi dengan sisa bumbu dan santan, yang memberikan warna merah khas pada kulit ayam.
Warna merah mengilap pada Ayam Cincane berasal dari penggunaan cabai merah dan kemiri yang dihaluskan, menciptakan perpaduan rasa gurih, manis, dan pedas yang seimbang.
Bagi masyarakat Kalimantan Timur, Ayam Cincane bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga simbol identitas budaya. Setiap gigitan menyimpan cerita tentang tradisi, kearifan lokal, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Kini, Ayam Cincane semakin dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia, bahkan menjadi menu andalan di beberapa restoran khas Kalimantan.
Keberadaannya tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner Kalimantan Timur ke kancah yang lebih luas.
Dengan sejarah ayam cincane dan cita rasanya yang khas, menjadi bukti bahwa kuliner mampu menjadi jembatan budaya yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. (Aya)