Konten dari Pengguna

Sejarah Bahasa Bugis dan Budaya yang Dianut Masyarakatnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 Juni 2024 22:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bahasa Bugis. Sumber: Pixabay/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bahasa Bugis. Sumber: Pixabay/pexels.com
ADVERTISEMENT
Bahasa Bugis adalah salah satu bahasa yang telah digunakan pada masa Kerajaan Bugis, yakni sekitar abad ke-14 Masehi. Bahasa ini menjadi bahasa resmi kerajaan yang digunakan langsung oleh bangsawan.
ADVERTISEMENT
Suparman dalam Split pada Bahasa Bugis dan Bahasa Tae menyebutkan bahwa bahasa Bugis merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia yang masih digunakan oleh masyarakat lokal.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai sejarah bahasa Bugis dan kebudayaan masyarakatnya, simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Sejarah Bahasa Bugis

Ilustrasi bahasa Bugis. Sumber: Pixabay/pexels.com
Sejarah bahasa Bugis bermula dari masa Kerajaan Bugis di abad ke-14 Masehi. Kala itu, bahasa Bugis berperan sebagai bahasa resmi kerajaan, dipakai berkomunikasi oleh bangsawan, serta bahasa perdagangan sampai akhirnya meluas ke luar Sulawesi Selatan.
Maka dari itu, bahasa Bugis termasuk sebagai bahasa penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Masyarakat Suku Bugis umumnya berkomunikasi dengan dua cara, yakni lisan serta tulisan.
Jadi, bahasa Bugis bisa digunakan untuk komunikasi lisan maupun bahasa tulisan dengan aksara Lontara. Di samping itu, bahasa ini juga mempunyai beragam dialek, mulai dari dialek Pangkep, Bone, Makassar, Pare-Pare, Sidenreng Rappang, Pinrang, Wajo, Pattinjo, Maiwa, Malimpung, Sinjai, Sopeng, dan lainnya.
ADVERTISEMENT

Budaya Masyarakat Bugis

Selain mempunyai bahasa yang masih bertahan sampai kini, masyarakat Bugis juga memiliki berbagai macam kebudayaan. Adapun beberapa budaya Masyarakat Bugis adalah:

1. Mappalette Bola

Salah satu budaya masyarakat Bugis adalah Mappalette Bola. Melalui tradisi ini, nenek moyang masyarakat Bugis menurunkan tentang cara berperilaku, berinteraksi sosial, serta membangun rumah. Cara ini diturunkan kepada generasi ke generasi melalui transmisi lisan maupun tulisan lewat gulungan daun lontar atau papan kayu.

2. Mappere

Budaya masyarakat Bugis selanjutnya adalah Mappere. Tradisi ini dilaksanakan untuk menyampaikan rasa terima kasih terhadap Tuhan karena telah memberikan hasil panen melimpah. Upacara adat ini dilaksanakan dengan gadis desa berayun di udara sembari mengayunkan tangan, sementara pria dewasa akan menarik tali ayunannya.

3. Mappadendang

Tradisi masyarakat Bugis yang terakhir adalah Mappadendang. Budaya ini dilakukan untuk mewujudkan rasa syukur serta berharap atas keberhasilan ketika menanam padi.
ADVERTISEMENT
Demikian informasi mengenai bahasa Bugis dan tradisi masyarakatnya. [ENF]