Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Baju Koko dan Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Fashion Muslim
19 Maret 2025 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah baju koko menunjukkan bagaimana pengaruh budaya Tionghoa begitu kuat dalam fashion Muslim, terutama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Awalnya, baju koko berasal dari pakaian tradisional Tionghoa yang dikenal sebagai Tui-Khim, yang memiliki model sederhana dengan kancing di bagian depan serta kerah khas.
Saat ini, baju koko tidak hanya digunakan sebagai pakaian ibadah, tetapi juga menjadi bagian dari identitas pria Muslim dalam berbagai kesempatan, baik acara keagamaan maupun kegiatan sehari-hari.
Asal Usul dan Sejarah Baju Koko
Sejarah baju koko menunjukkan bahwa pakaian ini memiliki akar yang erat dengan budaya Tionghoa. Awalnya, baju koko berasal dari pakaian tradisional masyarakat Tionghoa yang dikenal sebagai baju Tui-Khim.
Seperti yang tertulis dalam jurnal yang diterbitkan ejournal.iainkerinci.ac.id, busana koko memiliki akar sejarah yang menarik dan salah satu elemen menarik yang terungkap adalah inspirasinya dari baju tradisional kaum Tionghoa, khususnya baju tradisional Tui-Khim.
ADVERTISEMENT
Modelnya sederhana, berlengan panjang atau pendek, dengan kancing khas di bagian depan. Seiring berjalannya waktu, pakaian ini diadaptasi oleh masyarakat Indonesia, khususnya Muslim, dan menjadi bagian dari busana religi.
Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Fashion Muslim
Pengaruh budaya Tionghoa dalam fashion Muslim terlihat jelas dari desain dan bentuk baju koko. Model kancing khas, kerah shanghai, serta potongan longgar menjadi ciri utama baju ini.
Bahkan, dalam beberapa desain, motif-motif khas Tionghoa masih terlihat, meskipun telah dikombinasikan dengan sentuhan Islami. Baju koko juga mencerminkan bagaimana interaksi budaya telah melahirkan gaya berpakaian yang baru.
Baju ini hanya digunakan oleh pria keturunan Tionghoa di Indonesia, tetapi kini menjadi bagian dari identitas Muslim di berbagai negara. Seiring berkembangnya tren fashion Muslim, baju koko mengalami banyak inovasi.
ADVERTISEMENT
Kini, tersedia berbagai variasi warna, bahan, dan desain yang lebih modern. Beberapa produsen bahkan menambahkan elemen batik, bordir, atau aksen khas Indonesia agar lebih menarik.
Sejarah baju koko juga menunjukkan bagaimana masyarakat menerima pengaruh budaya luar dan mengolahnya menjadi bagian dari identitas lokal.
Tidak hanya digunakan saat shalat atau menghadiri acara keagamaan, kini baju koko juga dipakai dalam berbagai kesempatan formal maupun santai.
Sejarah baju koko membuktikan bahwa pakaian ini merupakan hasil akulturasi budaya yang unik. Pengaruh budaya Tionghoa terlihat jelas dalam desainnya, tetapi seiring waktu, baju koko berkembang menjadi bagian dari fashion Muslim yang lebih luas.
Dengan inovasi yang terus dilakukan, baju koko tetap menjadi pilihan busana bagi pria Muslim di Indonesia dan negara lainnya. (Rahma)
ADVERTISEMENT