Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Bela Diri Taekwondo yang Jarang Diketahui
11 Februari 2025 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Bela Diri Taekwondo, Foto:Unsplash/Uriel Soberanes](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkss8q6rf1r8syndwf4pgry9.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Taekwondo bukan hanya tentang tendangan cepat dan serangan dinamis, tetapi juga mencerminkan filosofi, disiplin, serta nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada awalnya, taekwondo dipengaruhi oleh seni bela diri kuno seperti Taekkyeon dan Subak yang digunakan oleh prajurit Korea untuk bertahan di medan perang.
Sejarah Bela Diri Taekwondo
Dikutip dari laman dispora.sumutprov.go.id, bela diri taekwondo adalah seni bela diri yang mengandalkan kombinasi teknik kaki dan tangan sebagai alat utama dalam pertarungan. Terdapat sejarah bela diri taekwondo yang panjang.
Seni bela diri ini bertujuan untuk melumpuhkan lawan dengan serangan yang cepat dan kuat.
Sejarah taekwondo dapat ditelusuri sejak tahun 37 M pada masa Dinasti Koguryo di Korea . Pada saat itu, seni bela diri ini dikenal dengan berbagai nama seperti Subak, Taekkyon, dan Taeyon.
ADVERTISEMENT
Selain digunakan sebagai keterampilan bertarung, taekwondo juga menjadi bagian dari ritual dan pertunjukan tradisional masyarakat Korea.
Pada masa kejayaan Dinasti Chosun, Kerajaan Shilla, dan Dinasti Koryo, taekwondo semakin berkembang dan menjadi seni bela diri andalan para ksatria.
Ketika Korea meraih kemerdekaan pada tahun 1945, masyarakat setempat mulai mengembangkan kembali taekwondo sebagai bagian dari warisan bela diri tradisional mereka. Perkembangannya semakin pesat dan akhirnya diakui secara global.
World Taekwondo Federation (WTF) didirikan pada 28 Mei 1973 dengan Kim Un Yong sebagai presiden pertamanya. Berkantor pusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan, organisasi ini memainkan peran penting dalam standarisasi dan penyebaran taekwondo di dunia.
Selain menjadi bagian dari program pertahanan nasional Korea Selatan bagi kepolisian dan tentara, WTF juga memiliki lebih dari 186 negara anggota.
ADVERTISEMENT
Kejuaraan Dunia pertama yang diselenggarakan oleh WTF berlangsung pada 25-27 Mei 1973 di Seoul dengan partisipasi dari 18 negara.
Taekwondo mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1975 melalui Mauritsz Dominggus, yang membawa aliran WTF setelah datang ke Indonesia pada tahun 1972 melalui Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Awalnya, perkembangan taekwondo di Indonesia berjalan lambat karena seni bela diri lain, seperti karate, lebih dulu populer.
Beberapa praktisi karate seperti Simon Kaihena, Jopi Yan Rainong, dan Hady Sugianto kemudian bergabung dengan Mauritsz Dominggus untuk membentuk perguruan bernama KATAEDO, gabungan dari karate dan taekwondo.
Pada 15 Juli 1974, atas saran Prof. Kim Ki Ha, KATAEDO berganti nama menjadi Institut Taekwondo Indonesia (INTIDO).
Selanjutnya, atas perjuangan Prof. Kim Ki Ha, INTIDO diterima sebagai anggota WTF dan berubah nama menjadi Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) pada 17 Juni 1976 dengan Marsekal Muda TNI Sugiri sebagai ketua umum.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, terdapat dua organisasi Taekwondo di Indonesia, yaitu FTI dan Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI).
Keduanya sepakat untuk bersatu dalam Musyawarah Nasional I pada 28 Maret 1981, yang menghasilkan organisasi tunggal bernama Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI).
Organisasi ini diakui oleh WTF dan KONI dengan Sarwo Edhie Wibowo sebagai ketua umum dan Surono sebagai pelindung dari KONI Pusat.
Sejarah bela diri taekwondo terus berkembang dan menjadi salah satu seni bela diri paling populer di dunia, membawa warisan budaya Korea ke panggung internasional. (DANI)
Baca Juga: Sejarah dan Tokoh Perjanjian Roem Royen