Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Benteng Balangnipa di Sulawesi Selatan
12 Juni 2024 22:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Benteng Balangnipa merupakan benteng yang dibangun sebagai pertahanan untuk membendung serangan Belanda dari Teluk Bone.
ADVERTISEMENT
Berikut akan dijelaskan mengenai sejarah Benteng Balangnipa yang kini merupakan cagar budaya dari Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.
Sejarah Benteng Balanipa
Benteng Balangnipa didirikan sekaligus oleh tiga kerajaan pada tahun 1557, yaitu Kerajaan Bulo-Bulo, Kerajaan Tondong, dan Kerajaan Lamatti yang dikenal dengan istilah Kerajaan Tellu LimpoE.
Konstruksi awal dari Benteng Balangnipa merupakan susunan batu gunung yang direkatkan dengan lumpur berasal dari Sungai Tangka dengan ketebalan dinding Siwali Reppa atau setengah depa.
Bentuk bangunan benteng ini sendiri adalah segi empat dengan empat Bastion di setiap sudut, yakni timur laut, sudut tenggara, sudut barat daya dan sudut barat laut.
Selain Bastion, Benteng Balangnipa diketahui memiliki dapur, kantor, barak komandan, barak pasukan, dan juga gudang mesiu sebagai tempat beraktivitas para pasukan.
ADVERTISEMENT
Benteng ini digunakan untuk menahan serangan Belanda oleh para raja dari Tellu LimpoE, sebagaimana ditulis dalam sejarah Rumpa’na Mangara Bombang atau Perang Mangara Bombang.
Perang melawan agresi Belanda ini terjadi tahun 1859-1961. Namun sayang karena kekuatan dan peralatan perang kerajaan Tellu LimpoE tidak sebanding dengan Belanda, maka Benteng Balangnipa jatuh ke tangan musuh.
Benteng Balangnipa direnovasi oleh Belanda dengan menggunakan arsitektur Eropa sejak tahun 1864 dan selesai dibangun pada tahun 1868 dengan bentuk seperti saat ini.
Benteng Balangnipa akhirnya mengalami perubahan konstruksi menjadi bangunan dengan dinding bata merah, pasir, kapur, semen, lantai kayu, atap dari genteng,
Gerbang Benteng Balangnipa menghadap ke utara berhadapan dengan Sungai Tangka. Benteng ini memiliki tinggi dinding sekitar 4 meter dan tebal dinding benteng sekitar 0,50 meter.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dinding dari benteng berukuran 49,45 meter di utara, 49,10 meter di barat, 30,47 meter di selatan, dan 49,27 meter di timur.
Setiap dinding memiliki 8 buah lubang bidik, kecuali dinding sebelah selatan yang tidak memiliki lubang bidik. Seluruh jendela di benteng tersebut dilengkapi teralis yang terbuat dari besi.
Hingga saat ini, Benteng Balangnipa tetap dipelihara sebagai salah satu bangunan cagar budaya dan dipergunakan sebagai Museum Daerah serta tempat pagelaran seni dan budaya.
Demikian adalah informasi mengenai sejarah Benteng Balangnipa yang berhasil dirangkum dari laman website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan . (SP)