Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Benteng Tahula, Jejak Pertahanan di Maluku Utara
8 Februari 2025 19:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Benteng Tahula, Pexels/Mâide Arslan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkhfjgjtg37rba5mw58bxdvp.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikenal juga sebagai Benteng Tohula atau Kota Hula, Benteng Tahula di Pulau Tidore, Maluku Utara, menjadi saksi bisu kehadiran bangsa Spanyol di Indonesia.
Dibangun di atas perbukitan dengan panorama laut yang menawan, benteng ini menjadi simbol pertahanan yang kokoh.
Sejarah Benteng Tahula
Dikutip dari kapita.malutprov.go.id, Benteng Tahula merupakan peninggalan Spanyol yang dibangun pada tahun 1609 di Kota Soasio, Tidore.
Dalam sejarah Benteng Tahula, awalnya bernama Santiago de los Caballeros de Tidore. Benteng Tahula dibangun sebagai benteng pertahanan untuk mengusir Portugis, menghadapi musuh lain, serta menyimpan senjata.
Selain itu, Benteng Tahula ini juga berfungsi sebagai pos pengawasan lalu lintas perdagangan rempah-rempah di kawasan Tidore dan menjadi basis militer Spanyol hingga tahun 1662.
ADVERTISEMENT
Berdiri di atas perbukitan karang dekat Keraton Tidore, Benteng Tahula menempati titik strategis untuk mengawasi perairan dan daratan.
Untuk mencapai kawasan ini harus menyeberang dari Kota Ternate ke Pulau Tidore, lalu melanjutkan perjalanan darat dan menaiki sekitar 126 anak tangga.
Kini, akses jalan langsung telah dibangun hingga ke samping benteng. Benteng ini memiliki tiga bastion atau tumpuan pertahanan di setiap sudutnya, meskipun sebagian bebatuan telah lepas dan ditutupi lumut.
Selain sebagai saksi kedatangan bangsa Eropa dalam perburuan rempah-rempah, Benteng Tahula juga menawarkan panorama alam yang indah. Di sekitarnya, terdapat titik selam bersejarah bernama Tahula Point.
Upaya pelestarian terus dilakukan, termasuk oleh Sultan Tidore, Hamzah Fahroedin, yang dahulu menjadikannya tempat tinggal keluarga kesultanan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Ternate telah melakukan kajian zonasi untuk menetapkan batas perlindungan area benteng.
Benteng Tahula kini menjadi tujuan wisata budaya dan edukasi. Selain itu, kawasan sekitar benteng sering dijadikan lokasi berbagai kegiatan budaya, seperti Festival Tidore, yang memperkuat identitas sejarah dan tradisi masyarakat setempat.
Itulah sejarah Benteng Tahula, yang merupakan jejak pertahanan di Maluku Utara . Keberadaannya tidak hanya mencerminkan perlawanan terhadap kolonialisme, tetapi juga menjadi saksi perjalanan perdagangan rempah-rempah di Nusantara. (Rizki)