Konten dari Pengguna

Sejarah Candi Jago yang Juga Dikenal sebagai Candi Tumpang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 April 2024 23:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Candi Jago. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Candi Jago. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah Candi Jago berdiri di bawah kekuasaan Kerajaan Singhasari. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Candi Tumpang karena letaknya yang berada di kecamatan Tumpang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Candi oleh Teguh Purwantari, Candi Jago bercorak Buddha dan terletak di Dusun Jago, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini berdiri pada 1268 Masehi.
Lantas, bagaimana kisah sejarah dibalik berdirinya Candi Jago?

Sejarah Candi Jago

Ilustrasi Sejarah Candi Jago. Sumber: Unsplash
Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Karena letak tersebut, candi ini juga kerap disebut sebagai Candi Tumpang. Sedangkan, penduduk setempat menyebutnya sebagai Cungkup.
Sejarah Candi Jago mulanya memiliki tujuan untuk menghormati raja keempat Kerajaan Singosari, yakni Sri Jaya Wisnuwardhana, dari sang anak, yaitu Raja Kertanegara.
Pembangunan Candi Jago membutuhkan waktu selama 12 tahun sejak 1268 sampai 1280 Masehi. Hingga pada 1343 di bawah Kerajaan Majapahit direnovasi Raja Adityawarman dari Kerajaan Mataram Kuno.
ADVERTISEMENT
Pahatan padma atau teratai yang terletak di Candi Jago menggambarkan kedekatannya dengan Kerajaan Singasari. Aliran yang dianut Candi Jago adalah Syiwa Buddha Tantrayana yang diketahui melalui Archa Amoghapasa.
Kini, candi dengan bentuk segi empat dan luas 23x14 m ini sudah tidak memiliki atap karena menghilang. Adapun bentuk strukturnya semakin mengecil ke atas dengan bentuk selasar dan bersusun.
Umumnya, bentuk tersebut dipakai ketika bangunan didirikan dengan tujuan pemujaan arwah leluhur. Bagian fisik Candi Jago dipenuhi panel relief yang mengisahkan jalinan cinta dengan unsur kepergian.
Pahatan yang terletak paling bawah menceritakan ajaran buddha mengenai Tantri Kamandaka serta Kunjarakarna. Kisah Kunjarakarna dilanjutkan pada pahatan dinding teras.
Kisah tersebut bersamaan dengan kisah Mahabarata di dalam Hindu, yakni Arjuna Wiwaha dan Parthayajna. Sedangkan, bagian dinding tubuh candi penuh dengan relief kisah Hindu, yaitu peperangan antara Kalayawana dan Krisna.
ADVERTISEMENT
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah Candi Jago yang hingga kini masih dapat dikunjungi masyarakat umum.(LAU)