Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah dan Contoh Hasil Kebudayaan Deutro Melayu di Indonesia
3 Oktober 2023 20:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Deutro Melayu disebut juga bangsa Melayu Muda. Mereka datang dari daerah Cina Selatan (Yunnan) pada 500 SM. Bangsa Deutro Melayu akhirnya berhasil mendesak bangsa Proto Melayu yang lebih dulu ada di Indonesia.
Berikut akan dibahas mengenai hasil kebudayaan Deutro Melayu menurut buku Metode Penelitian Etnografi karya Abdul Manan.
Hasil Kebudayaan Deutro Melayu
Deutro Melayu masuk ke Indonesia melalui jalur barat, yaitu Teluk Tonkin di Yunnan ke Vietnam. Lalu melanjutkan perjalanan ke Semenanjung Malaka, lanjut ke Sumatera dan berakhir di Jawa.
Bangsa Deutro Melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju. Mereka bisa membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Beberapa hasil budaya yang terkenal, antara lain:
1. Kapak corong
Merupakan kapak yang memiliki lubang seperti corong di bagian tengah. Fungsinya untuk menggali umbi-umbian di dalam tanah.
ADVERTISEMENT
2. Kapak sepatu
Merupakan kapak yang memiliki bentuk seperti sepatu dengan kedua ujung mencuat ke atas. Fungsinya adalah untuk alat upacara atau bekal kubur.
3. Nekara
Merupakan gendang perunggu yang berbentuk seperti dandang berpinggang di bagian tengah. Nekara memiliki selaput suara berupa perunggu atau logam.
Fungsi nekara adalah untuk genderang perang, perlengkapan upacara pelantikan raja, sarana untuk meminta hujan, dan ritual lainnya.
Selain logam, budaya Deutro Melayu juga mengembangkan budaya Megalitikum, yang menghasilkan bangunan-bangunan dari bebatuan besar. Contohnya adalah menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak.
Sementara suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Deutro Melayu, yaitu Jawa, Minang, Melayu, dan Bugis. Namun, saat ini sudah sulit mengidentifikasi ras seseorang karena adanya pembauran antara Proto Melayu dan Deutro Melayu.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, barang-barang peninggalan bangsa Deutro Melayu masih bisa ditemukan di berbagai pelosok negeri. Meskipun ada sebagian yang telah rusak karena faktor alam atau ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Demikian penjelasan mengenai sejarah dan hasil kebudayaan Deutro Melayu di Indonesia. (SP)