Konten dari Pengguna

Sejarah dan Contoh Hasil Kebudayaan Deutro Melayu di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Oktober 2023 20:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hasil kebudayaan Deutro Melayu. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hasil kebudayaan Deutro Melayu. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai mengenal perkakas dan senjata besi setelah kedatangan bangsa Deutro Melayu. Mereka mengenalkan beberapa perkakas, seperti kapak corong, kapak sepatu, dan nekara sebagai hasil kebudayaan Deutro Melayu.
ADVERTISEMENT
Deutro Melayu disebut juga bangsa Melayu Muda. Mereka datang dari daerah Cina Selatan (Yunnan) pada 500 SM. Bangsa Deutro Melayu akhirnya berhasil mendesak bangsa Proto Melayu yang lebih dulu ada di Indonesia.
Berikut akan dibahas mengenai hasil kebudayaan Deutro Melayu menurut buku Metode Penelitian Etnografi karya Abdul Manan.

Hasil Kebudayaan Deutro Melayu

Ilustrasi hasil kebudayaan Deutro Melayu. Foto: Pixabay
Deutro Melayu masuk ke Indonesia melalui jalur barat, yaitu Teluk Tonkin di Yunnan ke Vietnam. Lalu melanjutkan perjalanan ke Semenanjung Malaka, lanjut ke Sumatera dan berakhir di Jawa.
Bangsa Deutro Melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju. Mereka bisa membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Beberapa hasil budaya yang terkenal, antara lain:

1. Kapak corong

Merupakan kapak yang memiliki lubang seperti corong di bagian tengah. Fungsinya untuk menggali umbi-umbian di dalam tanah.
ADVERTISEMENT

2. Kapak sepatu

Merupakan kapak yang memiliki bentuk seperti sepatu dengan kedua ujung mencuat ke atas. Fungsinya adalah untuk alat upacara atau bekal kubur.

3. Nekara

Merupakan gendang perunggu yang berbentuk seperti dandang berpinggang di bagian tengah. Nekara memiliki selaput suara berupa perunggu atau logam.
Fungsi nekara adalah untuk genderang perang, perlengkapan upacara pelantikan raja, sarana untuk meminta hujan, dan ritual lainnya.
Selain logam, budaya Deutro Melayu juga mengembangkan budaya Megalitikum, yang menghasilkan bangunan-bangunan dari bebatuan besar. Contohnya adalah menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan punden berundak.
Sementara suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Deutro Melayu, yaitu Jawa, Minang, Melayu, dan Bugis. Namun, saat ini sudah sulit mengidentifikasi ras seseorang karena adanya pembauran antara Proto Melayu dan Deutro Melayu.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, barang-barang peninggalan bangsa Deutro Melayu masih bisa ditemukan di berbagai pelosok negeri. Meskipun ada sebagian yang telah rusak karena faktor alam atau ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Demikian penjelasan mengenai sejarah dan hasil kebudayaan Deutro Melayu di Indonesia. (SP)