Konten dari Pengguna

Sejarah Gereja Santa Maria de Fatima, Warisan Bersejarah dengan Gaya Tiongkok

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
17 Februari 2025 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah gereja Santa Maria de Fatima, foto: unsplash/hoch3fotografie
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah gereja Santa Maria de Fatima, foto: unsplash/hoch3fotografie
ADVERTISEMENT
Sejarah Gereja Santa Maria de Fatima merupakan warisan bersejarah dengan gaya bangunannya yang unik.
ADVERTISEMENT
Gereja Santa Maria de Fatima memiliki sejarah panjang dan perkembangan yang pesat hingga kini.

Awal Mula Sejarah Gereja Santa Maria de Fatima

Ilustrasi sejarah gereja santa maria de Fatima, foto: unsplash/Karl Fredrickson
Mengutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, sejarah Gereja Santa Maria de Fatima bermula pada tahun 1953.
Gereja ini berawal ketika Vikaris Apostolik Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasepoetra, SJ, memberikan tugas kepada Pater Wilhelmus Krause Van Eeden, SJ untuk membeli sebidang tanah di kawasan Pecinan, Jakarta.
Tujuan utama pembelian tanah ini adalah untuk mendirikan gereja, sekolah, dan asrama bagi komunitas Tionghoa perantauan (Hoakiauw).
Langkah awal pengembangan gereja ini diawali dengan pembangunan asrama bagi kaum Hoakiauw yang bersekolah di Jakarta Barat.
Sebidang tanah tersebut akhirnya dibeli dari seorang Kapitan bermarga Tjioe, seorang lurah keturunan Tionghoa pada masa kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada tahun 1954, tanah dan bangunan yang ada di atasnya resmi menjadi milik gereja.
Bangunan utama yang berdiri di lahan ini memiliki ciri khas arsitektur Fujian, Tiongkok Selatan, yang unik dibandingkan bangunan lain di sekitarnya.
Atap gereja berbentuk ekor burung walet yang melambangkan kesejahteraan, serta terdapat aksara Han yang memiliki makna kedamaian, kesehatan, dan panjang umur.

Perkembangan Gereja dan Sekolah Ricci

Ilustrasi sejarah gereja Santa Maria de Fatima, foto: unsplash/Chris Karidis
Seiring dengan perkembangan sejarah Gereja Santa Maria de Fatima, para imam Jesuit seperti Pater Antonius Loew SJ dan Pater Leitenbauer turut berperan dalam membangun sekolah yang dikenal sebagai Sekolah Ricci.
Sekolah ini dinamakan berdasarkan Matteo Ricci, seorang imam Jesuit yang memiliki kontribusi besar dalam penyebaran agama Katolik di Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Sekolah Ricci tidak hanya memberikan pendidikan formal, tetapi juga menyediakan kursus bahasa Inggris, Jerman, dan Mandarin melalui Ricci Evening School.
Selain itu, asrama Ricci Youth Center juga didirikan untuk menampung para siswa yang datang dari luar daerah.
Saat ini, Gereja Santa Maria De Fatima masih menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya bagi komunitas di Pecinan.
Dikutip dari situs nationalgeographic.grid.id, misa Imlek menjadi salah satu tradisi unik yang terus dipertahankan, dengan para pastor mengenakan jubah khusus bertuliskan karakter Tiongkok sebagai bentuk penghormatan terhadap umat di wilayah tersebut.

Pelestarian dan Peran Gereja dalam Budaya Pecinan

Ilustrasi sejarah gereja santa maria de Fatima, foto: unsplash/Aaron Burden
Sebagai bangunan bersejarah, gereja ini telah mengalami beberapa restorasi untuk menjaga keasliannya.
Salah satu upaya pelestarian yang dilakukan adalah pengecatan ulang ukiran di ruang altar dengan warna emas dan merah, yang mencerminkan estetika khas budaya Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Gereja juga berperan aktif dalam pertemuan warga untuk menjaga pelestarian lingkungan dan budaya Pecinan Glodok.
Sejarah Gereja Santa Maria De Fatima tidak hanya menjadi bagian dari perjalanan agama Katolik di Indonesia, tetapi juga menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia.
Keunikan arsitektur dan tradisi yang masih dipertahankan menjadikan gereja ini sebagai salah satu destinasi bersejarah yang patut dikunjungi.
Bagi siapa pun yang ingin merasakan harmoni antara spiritualitas dan budaya, gereja ini adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. (Echi)