Konten dari Pengguna

Sejarah Gunung Meja Ende, Simbol Keagungan Alam Flores

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Januari 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Gunung Meja Ende, Foto:Unsplash/Debby Hudson
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Gunung Meja Ende, Foto:Unsplash/Debby Hudson
ADVERTISEMENT
Sejarah Gunung Meja Ende mencerminkan keunikan dan kekayaan alam Flores yang penuh pesona.
ADVERTISEMENT
Dengan bentuk puncaknya yang datar menyerupai meja, gunung ini menjadi simbol alam yang ikonik sekaligus menyimpan nilai-nilai historis yang erat dengan kehidupan masyarakat Ende.
Keberadaannya tidak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga menjadi saksi perjalanan waktu yang memadukan tradisi, mitos, dan kehidupan sehari-hari.

Sejarah Gunung Meja Ende

Ilustrasi Sejarah Gunung Meja Ende, Foto:Unsplash/Toa Heftiba
Dikutip dari laman uns.ac.id, sejarah Gunung Meja Ende terdiri atas banyaknya kisah menarik yang menjadi bagian penting dari identitas masyarakat lokal.
Terletak di depan Pantai Nanganesa, Kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, gunung ini memiliki ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Namanya diambil dari bentuk puncaknya yang menyerupai meja, hasil dari proses pemotongan puncak gunung pada 1970-an.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dilakukan oleh pemerintah daerah karena puncak Gunung Meja dianggap mengganggu pendaratan dan keberangkatan pesawat di Bandara Haji Hasan Aroeboesman, yang berjarak sekitar lima kilometer dari Pulau Koa.
Material hasil pemotongan tersebut dibuang ke dasar laut, meninggalkan bentuk datar seperti yang terlihat saat ini.
Sejarah Gunung Meja Ende juga erat kaitannya dengan legenda kuno yang diwariskan secara turun-temurun.
Kisah ini melibatkan tiga tokoh utama yaitu Meja, seorang gadis cantik yang sopan, lalu Iya, seorang pria kaya dengan sifat jahat dan juga Wongge, seorang pria miskin yang berbudi pekerti baik.
Dalam cerita tersebut, cinta Meja terhadap Wongge menimbulkan kecemburuan pada Iya, yang akhirnya membunuh Meja dengan memenggal kepalanya.
Kepala Meja dibuang ke arah timur, membentuk Pulau Koa. Wongge, yang datang dan menyaksikan kejahatan tersebut, melawan Iya hingga berhasil membunuhnya dengan parang panjang.
ADVERTISEMENT
Parang tersebut kemudian dilempar ke arah selatan, yang dipercaya masyarakat berubah menjadi Pulau Ende, berbentuk seperti parang.
Sejarah Gunung Meja Ende tidak hanya memberikan warisan mitos, tetapi juga menginspirasi berbagai karya seni dan tradisi lokal. Dari kisah ini, lahir tarian, teater rakyat, drama, dan adat istiadat yang terus dilestarikan hingga kini.
Gunung Meja, dengan keunikan bentuk dan kekayaan legenda yang menyelimutinya, menjadi simbol keindahan sekaligus saksi perjalanan panjang budaya masyarakat Ende. (DANI)