Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Gunung Padang yang Menjadi Bagian dari Cianjur
26 Desember 2024 23:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Gunung Padang merupakan salah satu warisan budaya dunia yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejak masa lampau, situs ini telah menarik perhatian para peneliti dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Seni Budaya, Winny Gunarti Widya Wardani, dkk., (2019: 395), Situs Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Sejarah Gunung Padang di Cianjur
Mengutip buku Peradaban Misterius Pembangunan Gunung Padang, Adhitya Dwipayana Raspati, (2022: 4), Sejarah Gunung Padang bermula dari asal namanya dalam bahasa Sunda . Kata "Padang" berarti bercahaya, sehingga Gunung Padang disebut bukit bercahaya.
Banyak peneliti meyakini bahwa dalam tanah Gunung Padang terdapat bangunan-bangunan bersejarah. Berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait situs Gunung Padang.
1. Penelitian Prabu Siliwangi
Penelitian awal mengenai situs Gunung Padang diperkirakan berlangsung antara tahun 1482 -1521 oleh tim Prabu Siliwangi, bersama Ki Prana Makti, ahli sejarah Kerajaan Sunda. Menurut Prabu Siliwangi, situs ini diyakini telah ada sekitar 4.000 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, Gunung Padang dikenal dengan nama Hyang Pamujangan, yang berarti tempat pemujaan kepada penguasa alam. Situs ini dianggap suci dan menjadi lokasi pertemuan para raja Pasundan untuk melakukan berbagai penelitian.
Hyang Pamujangan diduga hancur akibat bencana alam, seperti gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Untuk melindungi situs ini, Prabu Siliwangi meminta masyarakat untuk tinggal di sekitar lokasi Hyang Pamujangan.
2. Penelitian Zaman Kolonial Belanda
Penelitian kedua dilakukan pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1890 oleh De Corte dan Rogier Verbeek. Penelitian kemudian dilanjutkan oleh N.J. Krom pada tahun 1914.
Dalam penelitiannya, N.J. Krom mengungkapkan bahwa di puncak sebuah gunung dekat Gunung Melati terdapat empat teras yang terbuat dari batu kasar dengan lantai serta dihiasi batu andesit dan dua batu runcing.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, lokasi tersebut belum disebut sebagai Gunung Padang. Temuan ini kemudian didokumentasikan dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst pada tahun 1914.
3. Penelitian Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1979, sejumlah lembaga pemerintah mulai melakukan penelitian. Penelitian ini diawali oleh penemuan reruntuhan batu oleh tiga warga di area semak belukar di kawasan Gunung Padang.
Kini, lokasi punden berundak Gunung Padang dapat ditemukan di puncak sebuah bukit yang dikelilingi lereng-lereng curam dan rentan terhadap bencana. Kerusakan situs ini diduga terjadi akibat longsoran, pergeseran tanah, dan aliran material.
4. Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri
Penelitian lanjutan dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri pada periode 2011-2014. Para arkeolog sepakat bahwa situs tersebut berfungsi sebagai tempat pemujaan masyarakat Sunda Kuno.
Demikianlah sejarah Gunung Padang yang terletak di Cianjur . Meskipun jejak peradabannya belum terungkap sepenuhnya, tetapi situs tersebut menjadi salah satu warisan budaya untuk generasi mendatang. (Nabila)
ADVERTISEMENT