Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Hajar Aswad, Batu Mulia yang Dibawa dari Surga
16 Maret 2025 22:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Hajar Aswad menjadi bagian penting dalam perjalanan peradaban Islam. Batu ini dipercaya berasal dari surga dan memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah Mekah, Hamidullah, 1997:85, dijelaskan bahwa Hajar Aswad awalnya berwarna putih sebelum berubah menjadi hitam akibat dosa manusia.
Batu ini terletak di sudut timur Ka’bah dan menjadi bagian dari ritual ibadah haji sejak zaman Nabi Ibrahim.
Asal-usul dan Kisah Peletakan Hajar Aswad
Sejarah Hajar Aswad bermula saat Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, membangun kembali Ka’bah atas perintah Allah.
Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2001:112, disebutkan bahwa Jibril membawa batu ini dari surga dan menyerahkannya kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan sebagai penanda tempat tawaf.
Sejak saat itu, Hajar Aswad menjadi simbol penting dalam ibadah umat Islam.
Ketika Ka’bah mengalami renovasi pada masa suku Quraisy, terjadi perselisihan tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Islamic History, Lings, 2004:147, dijelaskan bahwa Rasulullah menyelesaikan sengketa ini dengan solusi bijak.
Beliau meletakkan batu tersebut di atas sehelai kain, kemudian meminta setiap pemimpin suku untuk memegang ujung kain dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah itu, Rasulullah sendiri yang menempatkan batu tersebut ke posisinya semula.
Peristiwa Pencurian dan Pemulihan Hajar Aswad
Sejarah Hajar Aswad juga mencatat peristiwa tragis ketika sekte Qarmatian mencuri batu ini pada abad ke-10.
Dikutip dari buku The Sacred Ka’bah, Al-Mubarakfuri, 2010:209, disebutkan bahwa kelompok ini membawa Hajar Aswad ke Bahrain dan menahannya selama lebih dari 20 tahun. Baru setelah negosiasi panjang dengan Khalifah Abbasiyah, batu ini dikembalikan ke Ka’bah.
Seiring waktu, Hajar Aswad mengalami kerusakan akibat berbagai peristiwa, termasuk bencana alam dan tindakan vandalisme. Saat ini, batu tersebut terdiri dari beberapa pecahan kecil yang direkatkan dalam bingkai perak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah Mekah, Hamidullah, 1997:89, dijelaskan bahwa perlindungan terhadap Hajar Aswad terus dilakukan agar tetap terjaga hingga kini.
Sejarah Hajar Aswad membuktikan bahwa batu ini memiliki makna mendalam dalam Islam. Sebagai bagian dari Ka’bah, Hajar Aswad tetap menjadi pusat perhatian umat Muslim yang datang dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. (Haura)
Baca Juga: Daftar Marga di Ambon yang Paling Terkenal