Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
19 April 2024 23:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Kartini. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Kartini. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejarah Hari Kartini menjadi pembahasan menarik mengingat jasa beliau sebagai pahlawan wanita Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendidikan Feminis RA Kartini oleh Irma Nailus Muna, gagasan Kartini banyak dianggap orang progresif karena melihat jauh ke masa depan. Gagasan tersebut dicantumkan dalam berbagai surat yang dikirimkan pada teman-temannya.
Atas perjuangan RA Kartini, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Bagaimana sejarahnya?

Sejarah Hari Kartini

Ilustrasi Sejarah Hari Kartini. Sumber: Unsplash
Hari Kartini diperingati setiap 21 April. Perayaan tersebut dimulai sejak 2 Mei 1964 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964. Di dalamnya terdapat penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
RA Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya merupakan Bupati Jepara, yakni Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.
Pada masa lajang, Kartini menghasilkan berbagai tulisan. Salah satunya berjudul “Upacara Perkawinan pada Suku Koja” yang terbit di Holandsche Lelie.
ADVERTISEMENT
Selama masa dipingit, Kartini menulis surat pada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda. Sebagian besar isi surat tersebut berisi keluhan Kartini mengenai kondisi perempuan Indonesia yang masih kurang pendidikan dan cenderung susah maju.
Pada usia 24 tahun, Kartini menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan Bupati Rembang. Sang suami memahami keinginan dan mimpi Kartini untuk memajukan pendidikan wanita Indonesia.
Maka dari itu, Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat mendukung mimpi Kartini untuk mendirikan sekolah perempuan. Sayangnya, perjuangan Kartini tidak berlangsung lama. Pada usia 25 tahun, Kartini wafat empat hari setelah melahirkan sang putra.
Meninggalnya Kartini cukup mengejutkan karena selama kehamilan, ia terlihat sehat. Walaupun Kartini sudah tidak ada, tetapi semangatnya tetap bisa dirasakan. Hingga delapan tahun kemudian, yakni 1912, Yayasan Kartini di Semarang membangun Sekolah Kartini.
ADVERTISEMENT
Pembangunan tersebut digagas oleh keluarga tokoh politik etis, yaitu Van Deventer. Seiring berjalannya waktu, Sekolah Kartini tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Malang, Yogyakarta, Cirebon, Madiun, dam masih banyak lagi.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah Hari Kartini yang diperingati setiap tahunnya.(LAU)