Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April
19 April 2024 23:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Hari Kartini. Sumber: Unsplash](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hvtzpvxjv88z6r6jsawb2ndt.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendidikan Feminis RA Kartini oleh Irma Nailus Muna, gagasan Kartini banyak dianggap orang progresif karena melihat jauh ke masa depan. Gagasan tersebut dicantumkan dalam berbagai surat yang dikirimkan pada teman-temannya.
Atas perjuangan RA Kartini, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Bagaimana sejarahnya?
Sejarah Hari Kartini
Hari Kartini diperingati setiap 21 April. Perayaan tersebut dimulai sejak 2 Mei 1964 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964. Di dalamnya terdapat penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
RA Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa . Ayahnya merupakan Bupati Jepara, yakni Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.
Pada masa lajang, Kartini menghasilkan berbagai tulisan. Salah satunya berjudul “Upacara Perkawinan pada Suku Koja” yang terbit di Holandsche Lelie.
ADVERTISEMENT
Selama masa dipingit, Kartini menulis surat pada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda. Sebagian besar isi surat tersebut berisi keluhan Kartini mengenai kondisi perempuan Indonesia yang masih kurang pendidikan dan cenderung susah maju.
Pada usia 24 tahun, Kartini menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan Bupati Rembang. Sang suami memahami keinginan dan mimpi Kartini untuk memajukan pendidikan wanita Indonesia.
Maka dari itu, Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat mendukung mimpi Kartini untuk mendirikan sekolah perempuan. Sayangnya, perjuangan Kartini tidak berlangsung lama. Pada usia 25 tahun, Kartini wafat empat hari setelah melahirkan sang putra.
Meninggalnya Kartini cukup mengejutkan karena selama kehamilan, ia terlihat sehat. Walaupun Kartini sudah tidak ada, tetapi semangatnya tetap bisa dirasakan. Hingga delapan tahun kemudian, yakni 1912, Yayasan Kartini di Semarang membangun Sekolah Kartini.
ADVERTISEMENT
Pembangunan tersebut digagas oleh keluarga tokoh politik etis, yaitu Van Deventer. Seiring berjalannya waktu, Sekolah Kartini tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Malang, Yogyakarta, Cirebon, Madiun, dam masih banyak lagi.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah Hari Kartini yang diperingati setiap tahunnya.(LAU)