Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Pers Nasional, Pilar Demokrasi Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Februari 2025 19:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Pers Nasional. Pexels/Yunus Erdogdu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Pers Nasional. Pexels/Yunus Erdogdu
ADVERTISEMENT
Pers memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah Indonesia. Sejarah hari Pers Nasional mencerminkan bagaimana Pers turut memperjuangkan kebebasan, dan mendorong kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia, Pers berperan dalam menyampaikan informasi, mengawasi kebijakan pemerintah, dan membangun kesadaran publik.
Dari masa kolonial hingga era digital, kebebasan pers menjadi faktor penting dalam menjaga transparansi dan keadilan.

Sejarah Hari Pers Nasional

Ilustrasi Sejarah Hari Pers Nasional. Pexels/Volkan Erdek
Dikutip dari majalah Hari Pers Nasional dan Akuntabilitas Pers kepada Publik, Handrini. A, (2017:17), sejarah hari Pers Nasional yang diperingati setiap 9 Februari merujuk pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 5 Tahun 1985.
Penetapan ini didasarkan pada berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946, yang menjadi tonggak penting dalam perkembangan pers nasional di Indonesia.
Sejarah hari Pers Nasional ini, memiliki keterkaitan erat dengan perjuangan bangsa Indonesia. Surat kabar dan majalah berperan sebagai sarana komunikasi utama untuk memperkuat kebangkitan nasional dalam rangka mencapai cita-cita perjuangan.
ADVERTISEMENT
Menariknya, banyak wartawan dan penulis surat kabar pada masa itu juga merupakan aktivis pergerakan, seperti Soekarno, Adam Malik, Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, W.R. Supratman, Moh Yamin, Iwa Kusumasumantri, dan Rasuna Said.
Sebelum terbentuknya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), telah dibentuk berbagai perkumpulan wartawan yang berperan dalam memperjuangkan kebebasan pers dan nasionalisme.
Salah satu di antaranya adalah Indische Journalisten Bond, yang didirikan pada tahun 1924 oleh Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara sebagai wadah persatuan serta advokasi bagi pers nasional.
Selain itu, pada akhir Desember 1933, dibentuk Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI) di Surakarta, yang dipelopori oleh M. Tabrani, W.R. Supratman, Moh Yamin, dan Adam Malik.
Para pendiri PERDI mengikrarkan bahwa wartawan memiliki kewajiban suci terhadap tanah air dan bangsa. Sebagai pembawa aspirasi publik, wartawan harus terikat dengan semangat kebangsaan serta bekerja demi kepentingan dan persatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, berbagai perkumpulan pers nasional terus berjuang menghadapi pengekangan dari pihak penjajah, menjadikan pers sebagai alat perjuangan dalam mencapai kemerdekaan.
Jika pada masa perjuangan pers harus berhadapan dengan penjajah, maka di era modern yang terus berkembang tantangan yang dihadapi pun berbeda.
Pers memiliki peran krusial dalam menjaga transparansi, menyuarakan kebenaran, dan melindungi kepentingan publik.
Sejarah hari Pers Nasional menjadi pengingat bahwa kebebasan pers bukan hanya tentang hak untuk berbicara, tetapi juga tentang tanggung jawab dalam menyampaikan informasi yang akurat dan objektif, tidak dipengaruhi oleh opini atau kepentingan pribadi. (Idaftrnn)