Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Imlek di Indonesia dan Masuknya Etnis Tionghoa
15 Januari 2025 14:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Imlek, atau Tahun Baru Cina, adalah perayaan yang identik dengan budaya Tionghoa dan telah menjadi bagian dari tradisi di Indonesia. Sejarah Imlek di Indonesia erat kaitannya dengan masuknya etnis Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari digilib.uin-suka.ac.id, Sejarah Etnis Tionghoa, kedatangan etnis Tionghoa ini awalnya karena perdagangan sekaligus yang membawa adat istiadat dan kepercayaan mereka.
Sejarah Imlek di Indonesia dan Masuknya Etnis Tionghoa
Berikut ini adalah ulasan mengenai sejarah Imlek di Indonesia dan bagaimana budaya Tionghoa berkembang.
1. Masuknya Etnis Tionghoa ke Indonesia
Kedatangan etnis Tionghoa ke Nusantara dimulai sejak abad ke-3 hingga ke-5 Masehi. Mereka datang sebagai pedagang yang menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lokal seperti Sriwijaya dan Majapahit.
Pada masa itu, etnis Tionghoa membawa berbagai komoditas seperti sutra, keramik, dan rempah-rempah.
Gelombang migrasi besar-besaran terjadi pada masa penjajahan Belanda, terutama pada abad ke-17. Banyak orang Tionghoa yang menetap di wilayah pesisir seperti Batavia (sekarang Jakarta), Semarang, dan Surabaya.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak hanya berdagang tetapi juga terlibat dalam berbagai sektor ekonomi lainnya. Komunitas Tionghoa di Indonesia berkembang pesat dan mempertahankan tradisi budaya mereka, termasuk perayaan Imlek.
2. Perayaan Imlek di Indonesia
Imlek merupakan perayaan menyambut tahun baru berdasarkan kalender lunar Tionghoa. Dalam tradisi Tionghoa, Imlek melambangkan harapan baru, kesejahteraan, dan kebahagiaan.
Perayaan ini biasanya dimulai dengan membersihkan rumah, memasang dekorasi merah, memberikan angpao, dan makan malam bersama keluarga.
Di Indonesia, tradisi ini telah mengalami akulturasi dengan budaya lokal. Salah satu contohnya adalah penggunaan makanan khas seperti kue keranjang dan tarian barongsai yang menjadi daya tarik utama.
Pada awalnya, Imlek dirayakan secara sederhana oleh komunitas Tionghoa di berbagai daerah.
Namun, pada masa Orde Baru, perayaan Imlek sempat dilarang melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Tradisi ini dianggap sebagai bentuk budaya asing yang tidak sesuai dengan identitas nasional.
ADVERTISEMENT
Baru setelah reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut pada tahun 2000, sehingga Imlek kembali dirayakan secara terbuka dan bahkan menjadi hari libur nasional sejak 2003.
3. Imlek: Simbol Harmoni Budaya
Imlek di Indonesia kini menjadi simbol harmonisasi budaya. Perayaan ini tidak hanya dirayakan oleh etnis Tionghoa tetapi juga dinikmati oleh masyarakat dari berbagai latar belakang.
Hal ini menunjukkan betapa Indonesia menghargai keberagaman budaya yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa.
Dengan akar sejarah Imlek di Indonesia yang panjang, tahun baru Imlek menjadi bukti bahwa tradisi yang dibawa oleh nenek moyang dapat terus hidup dan berkembang bersama dinamika zaman. (Aya)
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 15 Januari 2025, 23:11 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini