Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Itikaf dan Waktu Pelaksanaannya
20 Maret 2025 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah itikaf telah menjadi bagian dari ibadah yang dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq, 2008:217, dijelaskan bahwa itikaf telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Sejarah Itikaf dalam Islam
Sejarah itikaf sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW. Rasulullah selalu melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Fiqih Islam, Wahbah Zuhaili, 2010:312, disebutkan bahwa itikaf juga pernah dilakukan oleh para nabi sebelum Rasulullah SAW sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
Bahkan, sejak zaman Nabi Ibrahim AS, praktik berdiam diri di tempat ibadah telah menjadi bagian dari kehidupan spiritual.
Selain itu, sejarah itikaf juga menunjukkan bahwa istri-istri Rasulullah SAW turut melaksanakan itikaf di masjid setelah wafatnya beliau.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, Imam Nawawi, 2013:554, dijelaskan bahwa para sahabat melanjutkan kebiasaan itikaf, menjadikannya tradisi yang terus dilakukan oleh umat Islam hingga kini.
Waktu Pelaksanaan Itikaf
Itikaf dapat dilakukan kapan saja, tetapi waktu yang paling utama adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Dikutip dari buku Fiqih Islam wa Adillatuhu, Wahbah Zuhaili, 2011:789, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW senantiasa melakukan itikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan karena di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
Selain bulan Ramadan, itikaf juga dapat dilakukan pada hari-hari biasa, terutama di waktu-waktu yang memiliki keutamaan seperti sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Berdasarkan buku Kitab Al-Umm, Imam Syafi’i, 2012:642, disebutkan bahwa seseorang bisa berniat melakukan itikaf kapan saja, baik untuk beberapa jam, satu hari, atau lebih, asalkan dilakukan di dalam masjid dan diisi dengan ibadah.
ADVERTISEMENT
Sejarah itikaf menunjukkan bahwa ibadah ini telah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para nabi sebelumnya.
Berdasarkan buku Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq, 2008:217, itikaf menjadi ibadah yang sangat dianjurkan, terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadan.
Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah menjelang Lailatul Qadar, meskipun bisa dilakukan di waktu lain sepanjang tahun. (Anggie)