Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Jalan Anyer Panarukan dan Fakta Menarik di Baliknya
26 Mei 2023 22:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jalan Anyer Panarukan adalah jalan yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa. Sejarah Jalan Anyer Panarukan ini tidak lepas dari masa pemerintahan Herman Willem Daendels yang menjabat Jenderal Hindia-Belanda pada 1808-1811.
ADVERTISEMENT
Pada masa pemerintahan Daendels yang cukup singkat, berhasil membangun berbagai bidang. Tujuannya untuk kepentingan ekonomi dan pertahanan.
Bagaimana sejarah dan faktanya? Simak penjelasan berikut!
Sejarah Jalan Anyer Panarukan
Angga Indrawan dalam buku berjudul Napak Tilas Jalan Daendels menjelaskan bahwa Jalan Daendels menyimpan ribuan kisah sejarah melintas zaman.
De Groote Postweg atau Jalan Raya Pos, yakni jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan, tidak hanya mengantarkan cerita kekejaman, namun juga kesedihan.
Jalan Anyer Panarukan menjadi pembuka Kolonialisme Pulau Jawa. Jalan ini dibangun pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36, Daendels, pada tahun 1808.
Pembangunan jalan ini menjadi langkah strategis Hindia-Belanda yang pada masa itu dalam penaklukan Kerajaan Prancis untuk menjaga keberadaan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
ADVERTISEMENT
Adanya Jalan Anyer Panarukan berhubungan dengan kepentingan militer Daendels agar bisa mempersingkat pergerakan tentara dari ujung barat sampai timur Pulau Jawa.
Selain itu, jalur ini juga menjadi distribusi surat-menyurat agar semakin mudah. Seringnya kereta kuda membawa surat-menyurat, maka Jalan Anyer Panarukan terkenal dengan sebutan Jalan Raya Pos.
Fakta Menarik Pembangunan Jalan Anyer Panarukan
Proses pembangunan jalan transregional ini ternyata menyimpan fakta mencengangkan dan menarik untuk diketahui, yaitu:
1. Pembangunan dengan Sistem Kerja Upah
Banyak yang mengatakan bahwa para pekerja pembangunan Jalan Anyer Panarukan dipaksa bekerja dan tidak diberikan upah. Bukan hanya itu, melainkan banyak korban jiwa juga yang berjatuhan.
Namun, Sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyatakan bahwa Daendels memutuskan membangun jalan tersebut dengan dasar kerja upah.
Sebab, Direktur Jenderal Keuangan, Van Ijsseldijk, menyiapkan dana kepada pekerja dan mandor, konsumsi atau rasum, dan peralatan.
ADVERTISEMENT
Sistem pembayarannya, yaitu pemerintah memberikan dana kepada prefek atau jabatan setingkat residen. Kemudian, diberikan kepada bupati.
Pembayaran ini ada buktinya. Namun, dari bupati ke para pekerja tidak ada buktinya atau mungkin ada, tetapi belum ditemukan.
2. Peraturan Jalan Raya Pos
Daendels mengeluarkan 3 peraturan setelah pembangunan Jalan Anyer Panarukan selesai.
Pertama, mengenai pemanfaatan jalan raya, peraturan pos surat juga pengelolaannya, penginapan, kemudian semua yang berhubungan dengan pos.
Kedua, tentang penyempurnaan jalan pos dan pengaturan tenaga pengangkut pos serta gerobaknya.
Ketiga, soal penggunaan kereta kerbau untuk mengangkut barang milik swasta atau pemerintah.
Itulah sejarah pembangunan Jalan Anyer Panarukan yang perlu diketahui. Semoga membantu! (ek)