Konten dari Pengguna

Sejarah Jalan MH Thamrin dari Masa Kolonial hingga Jadi Ikon Modern Jakarta

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Januari 2025 22:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Jalan MH Thamrin, Foto:Unsplash/Tom Hermans
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Jalan MH Thamrin, Foto:Unsplash/Tom Hermans
ADVERTISEMENT
Sejarah Jalan MH Thamrin adalah cerminan dari perjalanan panjang Jakarta yang telah mengalami transformasi signifikan, dari masa kolonial hingga menjadi ikon modern ibu kota.
ADVERTISEMENT
Jalan ini bukan hanya sebuah jalur lalu lintas, tetapi juga saksi bisu dari perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang membentuk wajah kota Jakarta.
Dikenal dengan nama yang diambil dari salah satu tokoh pejuang kemerdekaan, Mohammad Hoesni Thamrin, jalan ini menyimpan berbagai cerita sejak masa Batavia, dengan pengaruh Belanda yang sangat kental pada awalnya.

Sejarah Jalan MH Thamrin

Ilustrasi Sejarah Jalan MH Thamrin, Foto:Unsplash/Claudia Wolff
Dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id, sejarah Jalan MH Thamrin bermula dari sebuah gang kecil yang dikenal dengan nama Gang Timboel, yang terletak di selatan Jalan Medan Merdeka Barat dan membentang hingga perempatan Wisma Mandiri (Kebon Sirih).
Gang ini merupakan bagian dari jaringan jalan di Batavia pada masa itu, yang pada awalnya tidak begitu strategis atau memiliki peran penting. Namun, seiring dengan perkembangan kota dan bertambahnya kebutuhan infrastruktur, gang ini mulai mengalami perubahan besar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1950, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melebarkan gang tersebut dan mengubahnya menjadi jalan raya yang lebih luas, yang diberi nama Jalan M.H. Thamrin sebagai penghormatan kepada Mohammad Husni Thamrin, seorang pahlawan nasional yang berjasa dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Jakarta.
Pada awalnya, panjang jalan ini hanya mencapai 300 meter. Transformasi besar terjadi pada periode 1952 hingga 1953, ketika Jalan M.H. Thamrin diperpanjang menjadi 1,6 kilometer.
Jalan ini membentang mulai dari Bundaran Bank Indonesia hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), menjadikannya salah satu jalan utama yang menghubungkan beberapa kawasan penting di Jakarta.
Selain itu, pada tahun 1961-1962, pembangunan Bundaran HI dan Monumen Selamat Datang di kawasan ini menambah nilai sejarah jalan ini.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kedua bangunan ikonik tersebut dilakukan dalam rangka persiapan untuk penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta, yang menandai pentingnya Jalan M.H. Thamrin sebagai pusat aktivitas kota dan simbol kemajuan Indonesia.
Menariknya, rencana pembangunan Jalan M.H. Thamrin sebenarnya sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, sekitar tahun 1920-an, rencana pembangunan jalan tembus sepanjang 1,6 kilometer sudah tercatat dalam peta yang ada.
Dalam peta tersebut, jalan ini digambarkan dengan garis putus-putus, yang menunjukkan bahwa sudah ada niat untuk membangun sebuah jalan utama yang menghubungkan berbagai kawasan strategis di Batavia.
Meskipun rencana tersebut baru terlaksana setelah Indonesia merdeka, hal ini menunjukkan bahwa Jalan M.H. Thamrin memang sudah dipikirkan sejak masa kolonial.
ADVERTISEMENT
Sejarah Jalan MH Thamrin tidak hanya mencerminkan perubahan fisik dari sebuah gang kecil menjadi jalan raya yang megah, tetapi juga menggambarkan dinamika sosial dan ekonomi yang terjadi di Jakarta.
Jalan ini telah menjadi saksi bisu dari perkembangan pesat ibu kota Indonesia, dan hingga kini tetap menjadi salah satu simbol kemajuan Jakarta yang terus berkembang.
Sejarah Jalan MH Thamrin dengan segala transformasinya telah menjadikannya lebih dari sekadar jalur transportasi, melainkan bagian penting dari identitas Jakarta sebagai kota modern yang terus berkembang. (DANI)