Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Jalan Pantura, Mitos, dan Faktanya
7 Januari 2025 7:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jalan Pantai Utara (Pantura) merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan berbagai wilayah di Pulau Jawa. Sejarah Jalan Pantura menyimpan mitos dan fakta yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari etd.repository.ugm.ac.id, Dari Jalan Pesisir Menjadi Jalan Raya Pantura, jalan ini menghubungkan ujung barat di Merak, Banten, hingga ujung timur di Ketapang, Banyuwangi.
Selain menjadi jalur vital transportasi, Jalan Pantura ternyata memiliki berbagai mitos dan fakta di baliknya.
Sejarah Jalan Pantura
Sejarah Jalan Pantura mulai dikenal pada masa kolonial Belanda. Jalur ini dibangun sebagai bagian dari infrastruktur transportasi untuk mendukung kepentingan ekonomi dan militer pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa itu, Pantura digunakan untuk mengangkut hasil bumi, seperti tebu, kopi, dan rempah-rempah dari pedalaman Jawa ke pelabuhan besar seperti Semarang dan Surabaya.
Peran Jalan Pantura semakin penting setelah Indonesia merdeka, terutama sebagai jalur mudik Lebaran yang menghubungkan kota-kota besar seperti Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Pasuruan.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun, Pantura menjadi nadi utama distribusi logistik, mempermudah pengangkutan barang ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Mitos Jalan Pantura
Di bawah ini ada beberapa mitos seputar Jalan Pantura:
1. Kisah Nyi Roro Kidul
Beberapa bagian Pantura, terutama yang dekat dengan garis pantai Laut Jawa, kerap dikaitkan dengan mitos Nyi Roro Kidul, sang Ratu Pantai Selatan.
Konon, pengemudi yang tidak menjaga etika atau sopan santun di jalan ini bisa mengalami kecelakaan misterius.
2. Kawasan Angker
Beberapa titik di Jalan Pantura dianggap angker, seperti hutan di sekitar Alas Roban, Jawa Tengah. Banyak cerita mistis yang beredar, mulai dari penampakan makhluk gaib hingga pengalaman ganjil yang dialami pengemudi saat melintasi area tersebut pada malam hari.
3. Larangan Warna Hijau
Ada kepercayaan di kalangan pengemudi agar tidak mengenakan pakaian atau aksesori berwarna hijau saat melintasi Pantura, karena dianggap “mengundang” hal-hal buruk dari dunia gaib.
ADVERTISEMENT
Fakta Menarik Jalan Pantura
Berikut ini beberapa fakta menariknya:
1. Jalur Ekonomi Strategis
Jalan Pantura menjadi tulang punggung distribusi logistik Indonesia, terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok.
2. Jalur Mudik Terpadat
Saat musim mudik, Pantura berubah menjadi jalur tersibuk di Indonesia, dengan ratusan ribu kendaraan melintas setiap harinya.
3. Perbaikan dan Pengembangan
Pantura terus diperbaiki untuk mengatasi kerusakan akibat beban kendaraan berat. Bahkan, jalan tol Trans-Jawa kini menjadi alternatif untuk mengurangi kemacetan di Pantura.
4. Kuliner Khas di Sepanjang Jalur
Pantura terkenal dengan berbagai kuliner khas, seperti sate Blora, nasi lengko Cirebon, dan garang asem Semarang, yang menjadikan perjalanan semakin menyenangkan.
Sejarah Jalan Pantura adalah saksi bisu perjalanan ekonomi dan budaya di Indonesia. Di balik mitos-mitosnya, Pantura menjadi jalur strategis yang menghubungkan kehidupan masyarakat di Pulau Jawa. (Aya)
ADVERTISEMENT