Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kebudayaan Betawi sebagai Penduduk Asli Jakarta
9 Januari 2024 21:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tertarik mempelajari sejarah kebudayaan Betawi lebih jauh? Simak pembahasannya melalui artikel di bawah ini.
Sejarah Kebudayaan Betawi
Berdasarkan buku Gado-Gado Betawi karya Emot Rahmat, dkk., Betawi sebenarnya merupakan sebutan penduduk pribumi dalam menyebut Batavia, yang merupakan nama Jakarta pada saat itu.
Sedangkan, suku Betawi dianggap sebagai akibat percampuran genetik atau akulturasi budaya antara masyarakat yang tinggal di Batavia, termasuk suku bangsa yang dibawa Belanda ke Indonesia.
Setelah adanya akulturasi budaya, adat istiadat, tradisi, dan bahasa, akhirnya muncul sebuah komunitas besar yang dinamakan Betawi di Batavia.
Pada awalnya, wilayah Jakarta dan sekitarnya termasuk dalam wilayah Kerajaan Salakanagara sehingga penduduk asli Betawi adalah rakyat dari kerajaan tersebut.
Penduduk Betawi menjadi rakyat Kerajaan Tarumanegara pada akhir abad ke-5 yang akhirnya menetap di tepian Sungai Chandrabhaga.
ADVERTISEMENT
Pada zaman inilah, kebudayaan Betawi mulai berkembang. Pertanian yang saat itu merupakan mata pencaharian utama melahirkan ondel-ondel sebagai bentuk perayaan saat panen tiba.
Dalam buku IPS Terpadu karya Nana Supriatna, dkk., dialek bahasa Betawi dipengaruhi oleh budaya Cina, Arab, dan Eropa.
Lebih lanjut, pada awalnya, mata pencaharian orang Betawi dapat dibedakan antara yang berdiam di tengah kota dan yang tinggal di pinggiran.
Orang Betawi di tengah kota umumnya bekerja sebagai pedagang, buruh, pegawai pemerintah, dan pegawai swasta. Sedangkan, orang Betawi di daerah pinggiran sebagian besar adalah petani dan pemelihara ikan.
Namun saat itu, orang Betawi sendiri belum mengetahui keberadaan suku mereka, dan melabeli diri mereka sebagai orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong yang merupakan nama daerah.
ADVERTISEMENT
Walaupun penelitian mengenai suku Betawi sudah dilakukan sejak 1867 oleh sejarawan Australia bernama Lance Castles. Kemudian, disusul oleh Yasmine Zaki Shahab yang menyimpulkan bahwa suku Betawi terbentuk sekitar tahun 1815-1893.
Pengakuan resmi pada suku Betawi baru terjadi tahun 1923. Selain ondel-ondel, ada begitu banyak kesenian Betawi yang berkembang, termasuk lenong juga tanjidor.
Semakin berkembangnya suku Betawi pada akhirnya membuat pemuda Betawi membentuk Organisasi Pemoeda Kaoem Betawi yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani tahun 1927.
Demikian adalah sejarah kebudayaan Betawi sebagai penduduk asli Jakarta. (SP)