Konten dari Pengguna

Sejarah Kerajaan Pajang, Salah Satu Kerajaan di Surakarta

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 Desember 2023 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah kerajaan Pajang, sumber foto: unsplash.com/LUKAS FITRIA ADI SETIAWAN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah kerajaan Pajang, sumber foto: unsplash.com/LUKAS FITRIA ADI SETIAWAN
ADVERTISEMENT
Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-16 Masehi. Sejarah kerajaan Pajang menjadi bagian dari penyebaran Islam di Jawa, khususnya di Surakarta.
ADVERTISEMENT
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Demak yang runtuh akibat perebutan kekuasaan antara para adipati. Kerajaan Pajang berpusat di daerah perbatasan Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo .

Sejarah Kerajaan Pajang

Ilustrasi sejarah kerajaan Pajang, sumber foto: unsplash.com/Budi Puspa Wijaya
Dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam di Indonesia karya Suyuthi Pulungan, (2022) pendiri Kerajaan Pajang adalah Sultan Hadiwijaya atau dikenal juga sebagai Jaka Tingkir.
Ia adalah seorang bupati Demak yang berhasil mengalahkan Arya Penangsang, adipati Jipang yang memberontak terhadap Sultan Trenggana, raja Demak terakhir.
Dengan bantuan Sunan Kalijaga, salah satu wali Songo, Jaka Tingkir menggantikan Sultan Trenggana sebagai raja Demak pada tahun 1546.
Namun, Jaka Tingkir tidak memindahkan pusat pemerintahannya ke Demak, melainkan tetap berada di Pajang. Ia juga tidak menggunakan gelar sultan, melainkan hanya bergelar senopati ing alaga (pemimpin perang).
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak ingin menimbulkan konflik dengan para adipati lainnya yang masih mengklaim sebagai keturunan Majapahit .
Kerajaan Pajang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Mataram, Madiun, Kediri, Pasuruan, Tuban, Gresik, Surabaya, Madura, dan Blambangan.
Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Aceh, Banten, Cirebon, dan Makassar. Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil, dan murah hati.
Ia sangat menghormati para ulama dan wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia juga memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan memberikan bantuan berupa tanah atau hewan ternak kepada mereka yang membutuhkan.
Salah satu peninggalan Kerajaan Pajang yang masih bisa dilihat hingga kini adalah makam Sultan Hadiwijaya yang terletak di Desa Makamhaji, Kartasura. Makam ini dikelilingi oleh tembok batu bata yang bertuliskan kaligrafi Arab.
ADVERTISEMENT
Di depan makam terdapat gapura yang berbentuk paduraksa dengan hiasan ukiran kayu. Kerajaan Pajang runtuh pada tahun 1587 setelah Sultan Hadiwijaya mangkat tanpa meninggalkan pewaris.
Ia menyerahkan tahtanya kepada Ki Ageng Pemanahan, bupati Mataram yang merupakan anak angkatnya. Ki Ageng Pemanahan kemudian mendirikan Kerajaan Mataram yang menjadi cikal bakal Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.
Demikianlah sejarah Kerajaan Pajang, salah satu kerajaan Islam di Surakarta yang memiliki peranan penting dalam sejarah Nusantara. (WWN)