Sejarah Kesultanan Ternate sebagai Kerajaan Islam Tertua

Ilustrasi sejarah kesultanan ternate, sumber foto: Cemre Kolay by pexels.com

Ternate sebelumnya bernama Kerajaan Gapi dan termasuk salah satu dari empat kerajaan Islam tertua di Maluku Utara. Berdasarkan sejarah Kesultanan Ternate, awalnya berupa empat kampung yang sepakat membuat kerajaan.

Letak Kesultanan Ternate sangat strategis, hal ini karena berada di antara Sulawesi dan Papua. Pada waktu itu, lokasi ini termasuk jalur pelayaran dan perdagangan terpenting di Nusantara bagian timur.

Sejarah Kesultanan Ternate

Ilustrasi sejarah kesultanan ternate, sumber foto: Nikita Belokhonov by pexels.com

Dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer karya Adi Sudirman, sejarah Kesultanan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-masing dikepalai Momole atau seorang kepala marga. Kemudian keempat kampung tersebut sepakat untuk membuat kerajaan.

Pada waktu itu, raja dan rakyatnya belum diketahui beragama apa. Setelah musyawarah, para Momole atau Kepala Marga sepakat menunjuk Ciko sebagai Raja.

Momole Ciko resmi menjadi raja pertama Kesultanan Ternate yang memiliki gelar Baab Mashur Malamo, ini sejak 1257 M. Banyak perubahan yang dilakukan oleh Momole Ciko dalam kehidupan masyarakat di sekitar Kesultanan Ternate.

Setelah membentuk Kesultanan atau Kerajaan, jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang biasa disebut kolano. Pada pertengahan abad ke-15, Islam mulai diadopsi secara total oleh kerajaan serta penerapan syariat Islam mulai diberlakukan.

Selain itu, Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano, kemudian menggantinya dengan gelar Sultan. Pada ulama ini menjadi figur penting dalam Kesultanan Ternate.

Sejak kapan Kesultanan Ternate beralih menjadi Kerajaan atau Kesultanan bercorak Islam? Islam mulai masuk ke Maluku pada abad ke-15 Masehi dan Raja Ternate pertama yang memeluk agama Islam adalah Kolano Marhum (1465-1486).

Pada fase berikutnya, ada kedatangan Portugis di tahun 1512. Semula orang-orang Eropa tersebut datang untuk berdagang, tetapi lama kelamaan justru berambisi menguasai pasar rempah-rempah, bahkan berusaha menaklukkan Maluku Utara.

Campur tangan Portugis sering kali memicu konflik antaranggota dalam Kesultanan Ternate. Bahkan Moloku Kie Raja juga ikut goyah karena pengaruh licik Portugis.

Akhirnya Portugis berhasil di usir dari Ternate pada masa kepemimpinan Sultan Baabullah, dan pada masa ini adalah masa Keemasan Ternate. Setelah Sultan Baabullah wafat, sejarah Kesultanan Ternate yang jaya perlahan meredup dan akhirnya Ternate jatuh ke tangan Belanda. (DSI)