Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kesultanan yang Menjadi Pecahan dari Kerajaan Mataram
5 Desember 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kerajaan Mataram Islam adalah suatu kerajaan yang berpusat di wilayah Jawa Tengah. Kerajaan ini pernah mengalami konflik yang memicu terjadinya perpecahan. Adapun kesultanan yang menjadi pecahan dari Kerajaan Mataram adalah Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Ngayogyakarta.
ADVERTISEMENT
Faridi dalam Dinamika Kerajaan Mataram Islam Pasca Perjanjian Giyanti Tahun 1755-1830, menyebutkan bahwa perpecahan Kerajaan Mataram Islam ini terjadi pasca Perjanjian Giyanti.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesultanan yang menjadi pecahan dari Kerajaan Mataram Islam, baca artikel berikut ini.
Sejarah Pecahnya Kerajaan Mataram
Adapun latar belakang pecahnya Kerajaan Mataram adalah karena adanya konflik internal. Konflik tersebut melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, serta Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said.
Konflik tersebut terjadi karena pengangkatan raja baru, yaitu Pangeran Probosuyuso yang memperoleh gelar Pakubuwana II. Dirinya adalah anak dari Amangkurat IV.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, anak sulung Amangkurat IV, Raden Said meminta haknya sebagai seorang pewaris takhta. Selain faktor perebutan kekuasaan, konflik juga dipicu oleh keputusan Pakubuwana II untuk memindahkan kekuasaan ke Surakarta pada 17 Februari 1745.
Kondisi tersebut semakin rumit ketika Raden Mas Said mengajak Pangeran Mangkubumi untuk bekerja sama. Hal ini berdampak pada memburuknya kesehatan Pakubuwana II dan akhirnya beliau wafat.
Namun sayangnya, Pangeran Mangkubumi justru memanfaatkan kesempatan untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai Raja Kerajaan Mataram Islam. Tak hanya berhenti di situ, VOC turut ikut campur dengan mengangkat putra Pakubuwana II sebagai raja baru dengan gelar Pakubuwana III.
Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi pun melawan VOC serta Pakubuwana III. Namun, VOC justru mengelabuhi Raden Mas Said agar lebih berhati-hati dengan Pangeran Mangkubumi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perselisihan antara keduanya di tahun 1752.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kerumitan masalah tersebut, VOC akhirnya mengadakan Perjanjian Giyanti pada 22-23 September 1754. Pada perjanjian tersebut, hadir pula Pangeran Mangkubumi dan Pakubuwana III untuk membahas pembagian wilayah.
Atas hasil Perjanjian Giyanti tersebut, akhirnya Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Hasil tersebut pun disepakati pada 13 Februari 1755.
Demikian penjelasan seputar kesultanan yang menjadi pecahan dari Kerajaan Mataram Islam. [ENF]