Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kongres Perempuan dan Tujuannya
14 Oktober 2023 23:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kongres perempuan merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh perempuan Jawa dan Sumatera untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan kemerdekaan Indonesia.
Simak pembahasan mengenai sejarah Kongres Perempuan beserta latar belakang dan tujuannya di bawah ini.
Sejarah Kongres Perempuan
Selain itu, ada juga wakil-wakil dari organisasi-organisasi pergerakan lainnya, seperti Boedi Oetomo, PNI, PSI, Muhammadiyah, dan lain-lain.
Kongres ini berhasil merumuskan tujuan mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan perempuan Indonesia. Selain itu, juga memutuskan untuk mendirikan gabungan atau federasi perkumpulan perempuan bernama Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
ADVERTISEMENT
PPI kemudian berganti nama menjadi Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) pada tahun 1929.
Kemudian Kongres Perempuan Kedua diadakan pada tanggal 27-31 Desember 1935 di Bandung. Kongres ini dihadiri oleh sekitar 50 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.
Tidak lama berselang, Kongres Perempuan Ketiga diadakan pada tanggal 28-31 Desember 1938 di Medan. Kongres ini dihadiri oleh sekitar 60 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.
Terakhir, Kongres Perempuan Keempat diadakan pada tanggal 27-30 Desember 1941 di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh sekitar 70 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.
Latar Belakang Kongres Perempuan
Dikutip dari buku Kongres Perempuan Pertama karya Susan Blackburn, (2007) latar belakang sejarah Kongres Perempuan dimulai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Hal tersebut karena kaum perempuan Indonesia mengalami diskriminasi dan ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk berpendidikan, berpolitik, dan berorganisasi. Mereka hanya dianggap sebagai pengurus rumah tangga yang harus tunduk pada suami.
Namun, ada beberapa perempuan yang berani memberi perlawanan terhadap penjajah dengan cara angkat senjata, seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Martha Christina Tiahahu, dan Nyi Ageng Serang.
Di awal abad ke-20, muncul pula gerakan perempuan yang fokus pada bidang sosial dan pendidikan. Para tokoh, seperti Dewi Sartika dan Raden Ajeng Kartini mendirikan sekolah-sekolah khusus untuk perempuan agar mereka bisa belajar keterampilan dan mandiri.
Tujuan Kongres Perempuan
Secara umum Kongres Perempuan dan juga organisasi perempuan di Indonesia memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Baca juga: Sejarah dan Tokoh Perjanjian Roem Royen
Demikian pembahasan mengenai sejarah Kongres Perempuan beserta latar belakang dan tujuannya. (WWN)