Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kue Pancong, Jajanan Tradisional Indonesia
15 Februari 2025 21:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Kue Pancong, Unsplash/fabio guntur](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jm16dx535a9cta3qea17ht84.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ragam Kudapan Jawa, Murdjiati-Gardjito, dkk., (2023:233), kue pancong adalah kudapan populer dari Betawi yang berbahan utama tepung beras yang diolah bersama santan dan kelapa parut sehingga tidak heran jika rasa kue ini gurih.
Kue ini cocok untuk penyuka makanan manis mengingat kue pancong disajikan dengan taburan gula atau dicelupkan ke gula saat masih hangat.
Sejarah Kue Pancong
Meski sulit untuk menentukan dengan pasti asal-usul kue pancong tetapi sejarah kue pancong diyakini telah ada sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia. Konon, kue pancong pertama kali muncul di daerah Batavia pada abad ke-17.
Pada masa itu, kue pancong sering dijual oleh pedagang kaki lima sebagai camilan favorit masyarakat. Kue ini biasanya dijual pada pagi dan sore hari karena pada waktu itu banyak masyarakat yang mencari camilan untuk dijadikan sarapan atau makan sore.
ADVERTISEMENT
Nama kue pancong sendiri karena cara membuatnya dengan cetakan kue dari wajan yang bernama ‘pancong’. Secara harfiah, kata ‘pancong’ berasal dari kata ‘cong’ yang merupakan istilah dalam bahasa Jawa untuk cangkir atau piring kecil.
Dalam sejarah kue pancong diketahui kue pancong dikenal dengan bentuknya yang menyerupai cangkir dengan lubang di bagian tengahnya sehingga membentuk ciri khas tersendiri.
Istilah kue pancong biasanya dikaitkan dengan makanan Betawi dari Jakarta. Camilan yang sama (dengan beberapa variasi) juga disebut gunjing di Sumatera Selatan dan kue pancung di beberapa bagian Sumatera bagian tengah.
Adonan kue pancong terbuat dari campuran tepung beras, kelapa tua parut, gula pasir, santan, air, minyak sayur atau margarin untuk olesan loyang cetakan serta gula pasir ditaburkan sebagai toping.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan kue ini cukup sederhana tetapi membutuhkan keahlian tertentu untuk menghasilkan pancong yang sempurna.
Hingga kini, sejarah kue pancong tetap hidup dalam setiap gigitan yang menghadirkan rasa autentik khas Nusantara .
Dengan cita rasa gurih dan tekstur yang renyah di luar serta lembut di dalam, kue pancong terus bertahan sebagai salah satu warisan kuliner yang dicintai hingga kini. (Mey)