Sejarah Masjid Agung Semarang beserta Gaya Ornamennya

Ilustrasi sejarah masjid agung semarang. Sumber: Pixabay/pexels.com

Masjid Agung Semarang adalah salah satu masjid tertua di kawasan Jawa Tengah. Sejarah Masjid Agung Semarang ini berkaitan dengan masa Kesultanan Demak, karena tergolong masjid tua.

Hal ini juga disampaikan oleh Usman dalam Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk Kesehatan (Studi Kasus Bandha Wakaf Masjid Agung Semarang), bahwa Masjid Agung Semarang merupakan masjid tertua yang kemudian memiliki tanah wakaf untuk digunakan sebagai pembangunan masjid lagi.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar sejarah Masjid Agung Semarang, simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Sejarah Masjid Agung Semarang

Ilustrasi sejarah masjid agung semarang. Sumber: Iva Prime/pexels.com

Masjid Agung Semarang adalah masjid tertua di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Pembangunannya berlangsung sejak tahun 1749 Masehi. Masjid ini juga sering disebut dengan Masjid Agung Kauman Semarang.

Sejarah Masjid Agung Semarang diperkirakan bertepatan dengan masa kekuasaan Kesultanan Demak. Dulu, masjid tersebut dimanfaatkan sebagai lokasi penyebaran agama Islam sekaligus simbol berbaurnya masyarakat.

Masjid ini juga berada di dekat perkampungan etnis Arab serta Koja, perkampungan Melayu, Jawa, hingga Tionghoa. Dengan begitu, lingkungan masjid ini cenderung bersifat multikultural.

Berikutnya, Masjid Agung Semarang ini mempunyai tanah wakaf dengan luas sekitar 119,127 hektar. Setelah itu, tanah wakaf tersebut digunakan untuk pembangunan masjid lagi pada 2001 dan selesai di tahun 2006 dan dikenal dengan nama Masjid Agung Jawa Tengah. Peresmian masjid tersebut dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006.

Jadi, wilayah Semarang memiliki dua masjid agung. Masjid Agung Semarang yang berada di kawasan Kauman, Bangunharjo, Semarang, dan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang berada di Gayamsari, Semarang.

Gaya Arsitektur Masjid Agung Semarang

Masjid Agung Semarang ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat, karena gaya arsitekturnya yang menyimpan sejarah dan menjadi ciri khas wilayah tersebut.

Gaya arsitektur Masjid Agung Semarang ini kental dengan pengaruh walisongo di Jawa. Pasalnya, bangunan masjid tersebut memiliki bentuk tingkat tiga sebagai simbolisasi dari iman, Islam, serta ihsan.

Sementara itu, atap Masjid Agung Semarang memiliki gaya arsitektur Jawa yang bentuknya mirip dengan bangunan di masa Kerajaan Majapahit. Pintu masjid tersebut memiliki bentuk rangkaian daun waru dengan ciri khas arsitektur Persia atau Arab.

Demikian beberapa informasi seputar sejarah Masjid Agung Semarang. [ENF]