news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Masjid Jami, Masjid Tertua di Pontianak

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Maret 2025 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah masjid jami. Sumber: Pixabay/NoblePrime
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah masjid jami. Sumber: Pixabay/NoblePrime
ADVERTISEMENT
Sejarah Masjid Jami tidak terlepas dari peran Kesultanan Pontianak. Masjid ini menjadi salah satu peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman dikenal sebagai masjid tertua di Pontianak. Keberadaannya menjadi bukti betapa erat perkembangan hubungan antara perkembangan Islam dan sejarah kota Pontianak.

Sejarah Masjid Jami yang Lengkap

Ilustrasi sejarah masjid jami. Sumber: Pixabay/PixelArtisan1101
Masjid Jami merupakan bangunan yang menjadi saksi berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771. Sejarah Masjid Jami ini awalnya merupakan langgar sederhana.
Seperti halnya Istana Kadriah, masjid ini merupakan peninggalan Kerajaan Pontianak. Dikutip dari laman jepin.pontianak.go.id, masjid berlokasi di Dalam Bugis, Pontianak Timur, Kota Pontianak.
Menurut hikayat, masjid dimulai dibangun pada waktu kepemimpinan Sultan Syarif Usman, yang merupakan ketiga Kesultanan Pontianak.
Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah pendiri Masjid Jami Potianak sekaligus pendiri Kota Pontianak. Ia adalah keturunan Arab, seorang penyebar agama Islam dari Jawa.
ADVERTISEMENT
Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan cara menyusuri Sungai Kapuas. Pada tanggal 23 Oktober 1771, Abdurrahman dan juga rombongan sampai di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Mereka membuka hutan yang jaraknya tidak jauh dari muara sungai itu untuk kawan pemukiman yang baru. Abdurrahman membangun sebuah kerajaan baru di Pontianak, dan juga membangun masjid dan istana untuk sultan.
Aslinya, masjid beratap rumbia dan konstruksi kayu, pembangunannya belum terselesaikan, karena Abdurrahman meninggal pada 1808 Masehi.
Saat meninggal, putranya yang bernama Syarif Usman masih anak-anak dan belum dapat meneruskan pemerintahan. Maka, pemerintahan sementara dipegang adiknya, yaitu Syarif Abdurrahman yang bersama Syarif Kasim.
Setelah Syarif Usman dewasa, ia mengganti pamannya Sultan Pontianak, pada 1822 sampai 1855 Masehi.
ADVERTISEMENT
Syarif Usman melanjutkan pembangunan masjid yang lalu diberi nama Masjid Abdurrahman, sebagai penghormatan dan mengenang jasa ayahnya. Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan sultan pertama di Kesultanan Pontianak.
Masjid Jami Pontianak mampu menampung kurang lebih 1.500 jamaah. Majis akan penuh terisi jamaah shalat, baik saat salah Jumat dan shalat tarawih Ramadan.
Secara keseluruhan bangunan masjid ini mendapatkan pengaruh dari arsitektur Timur Tengah, Melayu, Eropa, dan juga Jawa.
Dari sejarah Masjid Jami memperlihatkan perannya yang penting di Pontianak. Saat ini, masjid menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Pontianak. (NOV)