Konten dari Pengguna

Sejarah Masjid Raya Medan yang Juga Dikenal sebagai Masjid Al-Mashun

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
28 Desember 2023 22:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Masjid Raya Medan. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Masjid Raya Medan. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejarah Masjid Raya Medan yang juga dikenal sebagai Masjid Al-Mashun memiliki cerita yang unik. Sebab, tempat ibadah yang dibangun pada 1906 ini, menjadi salah satu peninggalan Kesultanan Deli, yakni Kerajaan Melayu di wilayah Kabupaten Deli Serdang.
ADVERTISEMENT
Konon, Masjid Raya Al-Mashun dianggap lebih indah dan mewah daripada Istana Kesultanan Deli. Hal ini disebabkan oleh bahan bangunannya yang jauh lebih mahal. Simak lengkapnya di sini.

Sejarah Masjid Raya Medan Al-Ashun

Ilustrasi Masjid Raya Medan Al-Mashun. Sumber foto: Unsplash
Masjid Raya Medan Al-Mashun merupakan sebuah tempat ibadah peninggalan Kesultanan Deli. Lokasinya ada di Jl. Mahkamah No.74c, RT.02, Mesjid, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maamun Al-Rasyid, tepatnya tahun 1906. Lalu, selesai pada tahun 1909. Awalnya, Masjid Al-Mashun menyatu dengan kompleks istana. Namun, kini keduanya sudah dipisahkan, tetapi tetap berdekatan.
Masjid Raya Al-Mashun memiliki corak bangunan seperti gaya arsitektur Mughal atau Moor. Hal ini bisa terlihat dari komponen-komponen bangunan yang terlihat seperti kebudayaan luar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi kemdikbud.go.id, Masjid Raya Al-Mashun dianggap jauh lebih mewah dari istana Kesultanan Deli. Pasalnya, bahan bangunan yang digunakan jauh lebih mahal dan diimpor langsung dari luar.
Misalnya, marmer yang digunakan didatangkan dari Italia dan Jerman, kaca patri dari China, hingga lampu gantung yang didatangkan langsung dari Prancis. Kemegahan ini sendiri dipersembahkan untuk Tuhan pemilik semesta alam.
Pembangunan Masjid Raya Al-Mashun ini menghabiskan biaya sebesar satu juta gulden. Belum lagi, arsitek yang membangun Masjid Raya ini adalah JA Tingdemen, seorang arsitek dari Belanda.

Ciri Khas Masjid Al-Mashun

Masjid Raya Medan Al-Mashun memiliki tradisi unik saat Ramadhan tiba, di mana para pengurus akan menyajikan bubur sop anyang saat buka puasa bersama.
ADVERTISEMENT
Di dalam Masjid Raya Al-Mashun juga terdapat Al-Qur'an berusia ratusan tahun, yang ditulis menggunakan tangan. Al-Qur'an ini dipajang di pintu masuk jama'ah laki-laki.
Demikian penjelasan mengenai sejarah Masjid Raya Medan Al-Mashun, beserta ciri khasnya. Tertarik untuk mengunjunginya? (RN)