Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Nasi Liwet, Sajian Tradisional yang Lezat dan Sarat Nilai Budaya
22 Maret 2025 9:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah nasi liwet menunjukkan bagaimana kuliner dapat berkembang melalui perpaduan bahan dan tradisi yang khas.
ADVERTISEMENT
Nasi Liwet dikenal dengan rasa gurih yang berasal dari santan, kaldu ayam, serta rempah-rempah yang digunakan dalam proses memasaknya.
Popularitas nasi liwet terus meningkat, baik dalam tradisi kuliner Jawa maupun Sunda, dengan variasi penyajian yang khas di setiap daerah.
Sejarah Nasi Liwet
Berikut adalah sejarah nasi liwet yang berakar dari kebiasaan memasak nasi dengan santan dalam tradisi kuliner Jawa, dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id.
Nasi liwet merupakan metode memasak nasi yang berasal dari Jawa, menggunakan campuran santan, kaldu ayam, daun salam, dan serai untuk menciptakan cita rasa yang lebih gurih dibandingkan nasi biasa.
Tradisi ini berkembang di masyarakat Jawa sejak zaman kerajaan, ketika nasi liwet menjadi bagian dari hidangan kerajaan serta makanan sehari-hari bagi masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Pengaruh budaya agraris yang kuat membuat nasi liwet sering dikaitkan dengan kegiatan bertani dan panen, di mana makanan ini disajikan dalam acara kebersamaan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi.
Nasi liwet juga memiliki variasi khas Sunda yang disebut ngaliwet. Masyarakat Sunda memiliki kebiasaan memasak nasi liwet dengan tambahan bumbu seperti bawang, daun salam, serai, dan garam untuk menciptakan cita rasa yang khas.
Proses penyajian nasi liwet Sunda juga berbeda karena menggunakan alas daun pisang dan dinikmati secara bersama-sama dalam tradisi yang disebut botram atau bancakan.
Lauk yang disajikan dalam nasi liwet Sunda biasanya terdiri dari ikan nila atau ikan mas goreng, jengkol goreng, tempe, tahu, lalapan, dan sambal terasi.
Kebiasaan ini bermula dari masyarakat yang berladang atau bersawah, tetapi kini sudah menjadi bagian dari sajian di restoran khas Sunda.
ADVERTISEMENT
Keunikan nasi liwet tidak hanya terletak pada cara memasaknya tetapi juga dalam filosofi penyajiannya.
Tradisi makan bersama menggunakan nasi liwet mencerminkan nilai kebersamaan dan gotong royong yang kuat dalam masyarakat.
Dalam budaya Jawa, nasi liwet sering dihidangkan dalam acara keluarga, kenduri, atau perayaan tertentu untuk mempererat hubungan sosial.
Sementara itu, dalam budaya Sunda, nasi liwet menjadi simbol keharmonisan dan kebersamaan, terutama saat disantap bersama di atas hamparan daun pisang.
Makna filosofis ini menjadikan nasi liwet lebih dari sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang terus dijaga hingga kini.
Tradisi nasi liwet terus dilestarikan dalam berbagai kesempatan, baik dalam acara keluarga maupun perayaan besar. Keberagaman cara memasak dan menyajikan nasi liwet menunjukkan betapa mendalamnya makna kebersamaan dalam budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah nasi liwet mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara yang berkembang melalui perpaduan tradisi dan bahan lokal.
Keunikan rasa serta cara penyajiannya menjadikan nasi liwet sebagai salah satu hidangan khas yang tetap populer dan terus dinikmati oleh berbagai kalangan. (Khoirul)