Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Pangeran Diponegoro sebagai Pemimpin Perang Jawa
3 Februari 2024 22:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pangeran Diponegoro merupakan Pahlawan Nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, sejarah Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin Perang Jawa perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, Pangeran Diponegoro memimpin perang untuk mendapatkan keadilan dari sikap penjajah Belanda yang melakukan penindasan
Pada artikel ini, akan dijelaskan sejarah Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin Perang Jawa.
Sejarah Pangeran Diponegoro sebagai Pemimpin Perang Jawa
Berikut penjelasan sejarah Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin dari Perang Jawa.
Penyebab Awal Terjadinya Perang Jawa
Perang Jawa terjadi karena Pangeran Diponegoro tidak ingin Belanda ikut campur ke dalam urusan kerajaan.
Di tahun 1821, terjadi penyalahgunaan penyewaan tanah karena warga negara Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman. Petani lokal menderita karena persoalan penyewaan lahan tanah ini.
Tanggal 29 Oktober 1824, Pangeran Diponegoro mengadakan pertemuan yang membahas perlawanan dengan Belanda.
Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan sistem pembatalan pajak yang digunakan kepada petani di Tegalrejo hingga dapat membeli senjata dan makanan.
ADVERTISEMENT
Alasan lain perlawanan tersebut yaitu saat Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak dan membuat rel kereta api melintasi makam para leluhur.
Peristiwa tersebut terjadi pada Mei 1825. Proses pembangunan ini dilakukan dari Yogyakarta ke Magelang.
Patok-patok dipasang melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro dan Patih Danureja tidak memberitahu pada Pangeran Diponegoro mengenai hal ini. Patok-patok tersebut selanjutnya diganti menjadi tombak untuk pernyataan dimulainya perang.
Perang Jawa di Tegalrejo
Pada 20 Juli 1825 sebelum perang dimulai pihak istana mengutus dua bupati untuk memimpin pasukan Jawa Belanda. Dua bupati tersebut diminta untuk menangkap Pangeran Diponegoro serta Mangkubumi di Tegalrejo. Kediaman Pangeran Diponegoro dirusak hingga terbakar.
Pangeran Diponegoro selanjutnya pindah ke Goa Selarong yang dijadikan sebagai markas besar dan juga menempati Goa Kangkung sebagai tempat pertapaan. Perang di Tegalrejo berlangsung 5 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Pangeran Diponegoro bersama petani beserta golongan priyayi menyumbang uang serta berbagai barang untuk dana perang. Sebanyak 15 sampai 19 pangeran bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk berperang.
Hujan deras di daerah tropis menyebabkan kinerja pasukan Belanda terhambat. Pasukan Belanda terkena penyakit malaria, disentri, dan penyakit yang menyebabkan kondisi fisik melemah.
Belanda akhirnya menyebarkan provokator untuk menghasut dan memecah belah anggota keluarga pangeran serta pasukan. Tetapi pejuang pribumi tetap melakukan perlawanan kepada Belanda.
Pangeran Diponegoro Ditangkap
Pada tahun 1827, Pangeran Diponegoro ditangkap lalu diasingkan di Manado, Sulawesi Utara. Kemudian beliau dipindahkan di Ujung Pandang dan meninggal dunia pada 8 Januari 1855, di Benteng Rotterdam.
Demikian penjelasan sejarah Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin Perang Jawa. (ARH)
ADVERTISEMENT