Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Patung Palindo di Taman Nasional Lore Lindu
25 Juni 2024 20:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Patung Palindo sebagai salah satu artefak budaya yang penting dari Indonesia sudah diteliti sejak abad ke-19 saat pertama kali ditemukan.
ADVERTISEMENT
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang Sejarah Patung Palindo yang berada di Sulawesi Tengah dan pastinya menarik untuk diketahui.
Sejarah Patung Palindo
Dalam buku Eden karya Vifian Malaka, dikatakan bahwa Patung Palindo sudah dikenal sejak awal tahun 1900-an ketika ditemukan oleh Dr. Walter Kaudern, seorang Etnolog asal Swedia.
Patung Palindo kemudian menjadi salah satu artefak budaya yang penting dari Indonesia, khususnya dari wilayah Sulawesi Tengah. Patung ini ditemukan di Lembah Bada, yang terletak di Kabupaten Poso.
Patung Palindo merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu yang terkenal dengan banyaknya peninggalan megalitik, termasuk patung-patung batu besar.
Patung Palindo memiliki tinggi sekitar 4,5 meter dan terbuat dari batu monolit. Patung ini menggambarkan sosok manusia dengan ekspresi wajah yang khas, sering kali digambarkan dengan senyum.
ADVERTISEMENT
Patung yang tersenyum itu kemudian dikenal sebagai Palindo, yang memiliki arti sang penghibur atau pemberi kegembiraan dalam bahasa lokal.
Patung Palindo diyakini memiliki fungsi religius dan ritual. Meskipun makna pasti dari patung ini masih diperdebatkan, banyak yang percaya bahwa patung ini berhubungan dengan praktik pemujaan nenek moyang atau dewa-dewa lokal.
Patung-patung megalitik seperti Palindo sering dikaitkan dengan kepercayaan animisme yang menghormati roh-roh leluhur yang diyakini dapat memberikan perlindungan dan berkah.
Patung besar seperti Palindo juga bisa menjadi simbol status dan kekuatan bagi masyarakat yang membuatnya. Kemampuan untuk mendirikan monumen besar seperti itu menunjukkan keterampilan teknis dan organisasi yang tinggi.
Patung Palindo dan situs megalitik lainnya di Lembah Bada dilindungi sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya. Taman Nasional Lore Lindu, yang meliputi Lembah Bada, adalah situs yang dilindungi dan merupakan tempat penting untuk penelitian arkeologi.
ADVERTISEMENT
Patung Palindo menarik banyak wisatawan domestik dan internasional yang tertarik dengan sejarah dan budaya megalitik. Wisata budaya ke situs ini membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian warisan budaya.
Patung Palindo adalah bukti nyata dari kreativitas, kepercayaan, dan kemampuan teknis masyarakat prasejarah di Sulawesi Tengah.
Sejarah Patung Palindo tidak hanya penting dari perspektif arkeologis, tetapi juga sebagai simbol identitas dan warisan budaya bagi masyarakat setempat dan Indonesia secara keseluruhan. (SP)