Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Pegunungan Arfak di Provinsi Papua Barat
22 Februari 2025 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs papuabarat.bpk.go.id, Pegunungan Arfak adalah gugusan gunung yang membentang di bagian kepala burung Pulau Papua. Pegunungan ini memiliki ketinggian antara 15 meter hingga 2.950 meter di atas permukaan laut.
Sejarah Pegunungan Arfak
Dikutip dari situs p2k.stekom.ac.id dan papuabarat.bpk.go.id, dalam sejarah Pegunungan Arfak , kata arfak berasal dari bahasa Biak, ‘arfk’, yang berarti orang yang tidur di atas api.
Hal ini karena Suku Arfak meletakkan bara api di bawah ‘rumah kaki seribu’ untuk menghangatkan rumah.
Rumah kaki seribu adalah rumah adat asli dari penduduk Suku Arfak yang menetap di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Dalam bahasa Hatam dinamakan dengan ‘Gunung Indon’ atau ‘Indonga’ yang berarti gunung yang besar.
Pegunungan Arfak terbentuk dari aktivitas geologi selama jutaan tahun yang menjadikannya salah satu daerah yang berbukit dan bergunung dengan lanskap yang unik di Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah Pegunungan Arfak, daerah ini juga masuk dalam Cincin Api Pasifik yang berarti mengalami aktivitas tektonik yang terus berlangsung.
Pegunungan Arfak adalah salah satu kawasan konservasi yang paling kaya akan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Sejarah eksplorasi botani di daerah Pegunungan Arfak dimulai pada abad ke-19 ketika para ilmuwan Eropa mulai menelusuri kawasan pegunungan yang tinggi dan tertutup kabut.
Pegunungan ini juga merupakan daerah populer untuk pendakian dan puncak tertingginya adalah Gunung Arfak. Selama musim dingin, puncak gunung es biasanya ada dan kadang-kadang salju dapat jatuh di puncak tetapi tidak setiap tahun.
Suku Arfak adalah masyarakat yang tinggal di Pegunungan Arfak. Suku Arfak terdiri dari 4 suku, yakni Hatam, Sough, Meyah, dan Moley. Keempatnya memiliki kebudayaan yang hampir sama tetapi memiliki bahasa yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Keempat suku ini secara turun temurun telah menghuni kawasan Pegunungan Arfak dengan pembagian wilayah yang jelas. Diketahui ladang berpindah adalah mata pencaharian pokok dari masyarakat Arfak.
Sejarah Pegunungan Arfak mencerminkan kekayaan alam dan budaya Papua Barat yang masih lestari hingga kini.
Dengan nilai geologis, ekologis, dan budaya yang tinggi, Pegunungan Arfak menjadi simbol ketahanan alam dan warisan penting bagi masyarakat setempat serta dunia. (Mey)