Konten dari Pengguna

Sejarah Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Wanita pada Masa Bercocok Tanam

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
17 Oktober 2024 11:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. Pexels/Tima Miroshnichenko
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. Pexels/Tima Miroshnichenko
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada masa bercocok tanam, bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam adalah pertanyaan yang merujuk pada perbedaan peran berdasarkan kemampuan fisik dan tanggung jawab sosial.
ADVERTISEMENT
Laki-laki umumnya bertanggung jawab atas pekerjaan berat seperti membuka lahan dan membajak tanah. Di sisi lain, wanita berperan dalam menanam, merawat tanaman, dan mengelola hasil panen.
Pembagian ini tidak hanya berdasarkan kekuatan fisik, tetapi juga dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya masyarakat.

Peran Laki-Laki dalam Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Wanita pada Masa Bercocok Tanam

Ilustrasi pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. Pexels/Tima Miroshnichenko
Sejarah Pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam sangat jelas terlihat dalam tugas-tugas tertentu. Laki-laki cenderung bertanggung jawab atas pekerjaan fisik yang berat, seperti mempersiapkan lahan untuk ditanami.
Laki-laki juga menangani alat-alat pertanian dan kadang-kadang terlibat dalam berburu sebagai tambahan untuk kebutuhan pangan.
Seperti pernyataan Noor & Mansyur dalam jurnal yang diterbitkan journal.universitaspahlawan.ac.id, pembagian kerja pada masa berburu dan mengumpulkan makanan terdiri atas laki-laki yang bertugas untuk berburu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kaum perempuan bertugas memelihara anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan.
Pekerjaan ini memerlukan kekuatan fisik yang lebih besar, yang sering kali dianggap sebagai alasan utama laki-laki ditugaskan dalam tugas ini.

Peran Wanita dalam Mengelola Tanaman

Ilustrasi pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. Pexels/Antoni Shkraba
Sebaliknya, wanita memiliki peran utama dalam proses penanaman dan perawatan tanaman. Setelah lahan siap, wanita terlibat dalam tugas-tugas seperti menanam bibit, merawat tanaman, hingga memanen hasil pertanian.
Pembagian kerja antara laki-laki dan wanita tidak hanya didasarkan pada kekuatan fisik, tetapi juga pada kemampuan mengelola tanaman secara detail. Wanita memainkan peran penting dalam keberlanjutan pangan keluarga dan komunitas.

Aspek Sosial dan Budaya dalam Pembagian Kerja

Ilustrasi pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam. Pexels/Greta Hoffman
Pengaruh budaya juga mempengaruhi bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita. Di banyak komunitas, pembagian tugas didasarkan pada tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun peran yang berbeda, baik laki-laki maupun wanita saling melengkapi dalam menciptakan sistem pertanian yang efektif dan berkelanjutan.
Bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam terjawab dengan jelas melalui peran yang saling melengkapi. Laki-laki lebih terlibat dalam tugas fisik, sementara wanita berfokus pada pengelolaan tanaman.
Tradisi dan budaya berperan penting dalam menjaga keseimbangan kerja ini, menciptakan sistem pertanian yang produktif dan harmonis.