Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Pembangunan Istana Siak yang Megah dan Sarat Makna
8 Februari 2025 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi sejarah pembangunan Istana Siak. Foto: Pexels.com/Silvio Pelegrin](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkj150mw62zxyx1ft7eba47s.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Istana ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi simbol kebesaran dan kemakmuran kerajaan.
Keindahan serta arsitektur khasnya masih berdiri hingga saat ini, menjadi saksi bisu peradaban yang berkembang di wilayah Riau.
Sejarah Pembangunan Istana Siak
Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id, sejarah pembangunan Istana Siak dimulai pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin.
Keputusan membangun istana ini bukan hanya untuk memperkuat pusat pemerintahan, melainkan juga mencerminkan kejayaan Kerajaan Siak sebagai salah satu kerajaan besar di pesisir timur Sumatera.
Letaknya yang strategis di Siak Sri Indrapura dipilih karena daerah ini merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan sejak masa sebelumnya.
Sultan Syarif Hasyim memiliki visi besar dalam pembangunan istana ini. Arsitektur yang diterapkan menggabungkan unsur Melayu, Arab, dan Eropa, mencerminkan hubungan diplomatik yang luas dengan berbagai bangsa.
ADVERTISEMENT
Bangunan istana dibuat dengan perencanaan yang matang, menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi yang didatangkan dari berbagai tempat.
Beton yang digunakan diperkuat dengan besi untuk memastikan ketahanan struktur dalam jangka waktu panjang.
Selain itu, lantai dan dindingnya dihiasi dengan mozaik kaca berwarna-warni yang diimpor dari Eropa , menampilkan kemewahan khas kerajaan.
Pembangunan istana dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan berbagai aspek, termasuk tata letak ruangan yang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan kerajaan.
Istana ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang sidang, ruang pertemuan, serta tempat menerima tamu dari dalam dan luar negeri.
Sementara itu, lantai kedua difungsikan sebagai tempat tinggal sultan beserta keluarganya.
Setiap sudut istana dipenuhi dengan perabotan mewah dan benda-benda bersejarah yang menunjukkan kejayaan Kerajaan Siak.
ADVERTISEMENT
Salah satu bagian penting dalam istana ini adalah singgasana sultan yang menjadi pusat perhatian dalam ruang utama.
Selain itu, terdapat berbagai koleksi benda berharga, termasuk senjata pusaka, alat musik tradisional, serta komet, yakni sebuah gramofon tua yang konon hanya ada dua di dunia.
Keberadaan benda-benda ini memperkuat posisi Istana Siak sebagai pusat kebudayaan dan sejarah di tanah Melayu.
Selain sebagai kediaman resmi sultan, istana ini juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai acara kenegaraan.
Sultan Syarif Hasyim sering menerima tamu-tamu penting, termasuk perwakilan dari Belanda, kerajaan-kerajaan tetangga, serta para pedagang yang memiliki hubungan dagang dengan Siak.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Siak memiliki peran penting dalam jaringan perdagangan dan politik di kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Setelah kemerdekaan Indonesia, Kerajaan Siak akhirnya bergabung dengan Republik Indonesia.
Peran istana sebagai pusat pemerintahan berakhir, tetapi bangunan ini tetap dipertahankan sebagai warisan sejarah.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk merawat dan memugar bangunan agar tetap berdiri kokoh.
Pada tahun 2004, Istana Siak resmi ditetapkan sebagai cagar budaya, menjadikannya salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik perhatian banyak orang.
Sejarah pembangunan Istana Siak mencerminkan kejayaan Kerajaan Siak yang pernah berpengaruh di Nusantara. Kini istana ini tetap menjadi simbol kejayaan masa lalu dan dijaga keberadaannya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. (Khoirul)