Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Pemberontakan PRRI atau Permesta di Indonesia
24 Desember 2023 21:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu pemicu utamanya adalah kebijakan pemerintah pusat yang dianggap lebih condong ke Pulau Jawa, dan membiarkan pulau-pulau lain. Untuk penjelasan lebih lengkap, simak di bawah ini.
Sejarah Pemberontakan PRRI atau Permesta
Perjuangan bangsa dalam melawan penjajahan dan pemberontakan ternyata tidak juga berhenti setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Di mana pada tahun 1948 hingga 1965, rakyat harus menghadapi berbagai ancaman disintegrasi.
Berbagai pemberontakan terjadi pada saat itu, salah satunya adalah pemberontakan PRRI (Pemberontakan Revolusioner Republik Indonesia) atau Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta).
Faktor penyebab PRRI sendiri adalah kekecewaan angkatan militer daerah terhadap pusat, di mana kesejahteraan mereka kurang diperhatikan, sehingga merasa tidak mendapat keadilan.
Dikutip dari Jurnal Sejarah PRRI/Permesta: Awal Mula Munculnya Otonomi Daerah secara Menyeluruh di Indonesia milik Dhoni Frizky Aryasahab, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang paling terkena dampak dari pemberontakan ini.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan ini sendiri diusulkan oleh sejumlah tokoh, di antaranya:
Akhirnya, pemberontakan ini pecah setelah Letnan Kolonel Achmad Husein menyetujui berdirinya PRRI serta membentuk kabinet dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri. Berdirinya PRRI pun disambut meriah oleh Indonesia bagian Timur.
Tiga Tuntutan Utama dan Pembubaran PRRI
Selama memberontak, PRRI mengajukan tiga tuntutan untuk pemerintah pusat, di antaranya:
Setelah mendengar tuntutan PRRI, pemerintah pusat pun segera membentuk operasi untuk menumpas pemberontakan ini. Operasi gabungan tersebut berisikan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Perang RI.
ADVERTISEMENT
Saat operasi berlangsung, ribuan orang ditangkap secara paksa, karena dianggap atau dicurigai terlibat sebagai simpatisan PRRI/Permesta. Akibatnya, inflasi ekonomi tidak terelakkan.
Pada 1961, Ir. Soekarno memberi kesempatan pada anggota PRRI untuk berdamai. Akhirnya, diberikan amnesti yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden No. 322 Tahun 1961. (RN)