Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Perang Batarayuda Singkat: Kejahatan Melawan Kebaikan
27 Juli 2023 19:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejarah Perang Baratayuda, perang ini sering disebut sebagai gambaran perang kejahatan melawan kebaikan. Perang Baratayuda merupakan perang persaudaraan, di mana Pandawa melawan sepupunya yaitu Kurawa.
ADVERTISEMENT
Awalnya pihak Kurawa ingin menguasai tahta Hastinapura secara penuh dengan melakukan berbagai cara dan usaha. Puncaknya terjadi perang Baratayuda di Padang Kurusetra yang berlangsung selama 18 hari.
Dikutip dari Buku Borobudur Bukan Candi, berikut ini terdapat pemaparan lengkap tentang sejarah dari perang Baratayuda.
Sejarah Perang Baratayuda
Sejarah perang Baratayuda berawal perselisihan Pandawa melawan sepupunya, yaitu Kurawa. Baratayuda adalah istilah yang mengenao perang besar yang terjadi di Kurukshetra antara keluarga Pandawa melawan keluarga Kurawa.
Perang Batarayuda merupakan klimaks dari kisah Mahabharata sebab adanya perselisihan Pandawa yang dipimpin oleh Puntadewa atau Yudistira dengan Kurawa yang dipimpin Duryudana.
Bibit perselisihan antara Pandawa dan Kurawa sudah ada sejak orang tua mereka masih sama-sama muda. Suatu ketika, Pandu yang merupakan ayah para Pandawa membawa pulang tiga orang putri yang berasal dari tiga negara yakni Kunti, Gendari dan Madrim.
ADVERTISEMENT
Salah satu dari ketiga putri tersebut dipersembahkan pada kakaknya yang buta, Destarasta. Destarasta memiliki putri Gendari karena yakin bahwa putri tersebut bisa memiliki banyak anak.
Pernyataan Destarasta tentu saja membuat putri Gendari merasa sakit dan hati. Gendari bersumpah bahwa keturunannya kelak akan menjadi musuh bebuyutan anak-anak Pandu.
Ketika Pandu Meninggal, anak-anaknya selalu menjadi incaran sepupunya yaitu para Kurawa. Mulai dari usaha pembunuhan di istana yang terbakar hingga perebutan kerajaan Amarta melalui permainan dadu.
Kekalahan Pandawa dalam perjudian itu membuat mereka harus menjalani hukuman pengasingan di Hutan Kamiyaka selama 12 tahun. Namun, setelah masa hukuman selesai para Kurawa menolak mengembalikan hak-hak dari para Pandawa.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Yudhistira sebagai kakak tertua Pandawa hanya meminta 5 desa saja yang dikembalikan ke Pandawa, tidak utuh satu Amarta. Tapi Kurawa tidak sudi memberikan satu jengkal tanah pun ke Pandawa.
Akhirnya, keputusan diambil lewat perang Baratayuda yang tidak dapat dihindari lagi. Perang Baratayuda terjadi begitu saja hingga banyak kesatria yang gugur di Medan perang dataran Kurukshetra dari kedua kubu.
Di akhir perang, hanya ada sepuluh kesatria yang berhasil bertahan hidup. Kesatria tersebut yaitu lima Pandawa, Yuyutsu, Kripa, Setyaki, Kritawarma dan Aswatama.
Akhir dari perang Baratayudha ini dimenangkan oleh kubu Pandawa meskipun banyak kesatria yang gugur di Medan perang. Setelah perang usai, Yudhistira pada akhirnya dinobatkan menjadi raja Hastinapura.
ADVERTISEMENT
Sejarah perang Baratayuda sebenarnya memiliki cerita yang sangat panjang. Namun, penjelasan singkat tersebut sudah berhasil menggambarkan awal mula dan akhir perang Baratayudha secara keseluruhan. (DSI)