Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Perang Padri di Sumatera Barat yang Penuh Makna
8 April 2023 21:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menurut sejarah Perang Padri dari tahun ke tahun, perang ini merupakan salah satu pertempuran rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perang ini dilatarbelakangi dengan adanya perpecahan di kalangan rakyat Minangkabau, tepatnya Kaum Padri dan Kaum Adat. Pertempuran Padri ini terjadi di daerah Sumatera Barat pada tahun 1821-1834.
Dalam perang ini, ada banyak sekali peristiwa bersejarah yang wajib untuk kamu ketahui. Tanpa berlama-lama, langsung saja simak penjelasan lebih lengkap berikut ini.
Sejarah Perang Padri
Dikutip dari buku Nama & Kisah Pahlawan Indonesia karya Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim, berikut ini terdapat penjelasan lengkap tentang sejarah Perang Padri di Sumatera Barat.
1. Sekilas tentang Perang Padri
Perang Padri merupakan nama perang yang terjadi di wilayah Sumatera.
Perang ini melibatkan golongan paderi (ulama) yang dipimpin oleh Imam Bonjol melawan Belanda, dibantu oleh sebagian golongan adat.
ADVERTISEMENT
2. Konflik Kaum Adat dengan Padri
Pada saat itu, di Minangkabau terjadi persoalan antara Kaum Adat dan kaum ulama yang disebut juga Kaum Padri.
Perselisihan ini bermula dari usaha Kaum Padri untuk menghilangkan budaya yang mengakar di Minangkabau, yaitu mabuk-mabukan dan sambung ayam.
Namun, rencana tersebut ditentang hingga menimbulkan pertengkaran serta perang saudara pada tahun 1815 dan Kaum Padri memenangkan perang tersebut.
3. Peran Pihak Belanda
Pihak Belanda tentu saja memanfaatkan konflik tersebut dengan melancarkan politik de-vide et Impera atau politik adu domba.
Belanda menyatakan mendukung Kaum Adat untuk merebut kembali kedaulatannya dan mengirimkan pasukannya untuk menyerang Kaum Padri.
Pada akhirnya, pecahlah Perang Padri pada tahun 1821, di mana dalam perang tersebut Kaum Padri dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
ADVERTISEMENT
Perang berlangsung keras hingga tahun 1824 dan ketiga pihak setuju untuk mengadakan genjatan senjata dalam "Perjanjian Masang". Namun, Belanda justru membatalkan perjanjian tersebut dengan menyerang Negeri Pandai Sikat.
Maka, pada tahun 1833, peta pertempuran berubah, di mana Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu untuk melawan Belanda.
Itulah beberapa penjelasan tentang sejarah Perang Padri di Sumatera Barat yang penuh dengan pertumpahan darah. Perang tersebut dimulai dari perselisihan Kaum Padri dan Kaum Adat yang kemudian dimanfaatkan oleh Belanda. (DSI)