Konten dari Pengguna

Sejarah Perang Puputan di Bali Setelah Kemerdekaan Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
4 Februari 2024 21:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Perang Puputan di Bali. Sumber: Pexels.com/Rafael Cosquiere
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Perang Puputan di Bali. Sumber: Pexels.com/Rafael Cosquiere
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah Perang Puputan di Bali pernah terjadi dua kali, yakni saat Indonesia belum merdeka dan setelah merdeka. Perang Puputan sebelum Indonesia merdeka terjadi pada rentang tahun 1846 hingga 1849.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, perang terjadi antara pasukan Bali dengan pasukan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Perang Puputan kembali terjadi melawan kolonialisme Belanda yang berusaha memecah Bali dengan Indonesia.

Sejarah Perang Puputan di Bali

Ilustrasi Sejarah Perang Puputan di Bali. Sumber: Pexels.com/Huỳnh Đạt
Sejarah Perang Puputan di Bali mempunyai kisah yang panjang sebab pernah terjadi sebanyak dua kali. Perang Puputan yang pertama terjadi sebelum Indonesia merdeka, yakni sekitar tahun 1846 sampai dengan 1849.
Pada masa itu, Belanda menuntut supaya seluruh kerajaan di Bali untuk tunduk di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Raja-raja Bali tentu menolak tuntutan tersebut.
Dikutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah SMP Kelas 2, Tugiyono, dkk. (2004: 38), Belanda lalu menyerang bali dengan pasukan yang berjumlah besar sehingga pertempuran di benteng Jagaraga berkobar.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Bali pada masa itu kemudian melakukan Perang Puputan yang artinya perlawanan hingga seluruh pasukan gugur. Dikutip dari buku yang sama, Tugiyono, dkk. (2004: 38), salah satu pahlawan dalam perang Jagaraga tersebut adalah Gusti Ktut Jelantik.

Perang Puputan Margarana Setelah Indonesia Merdeka

Ilustrasi Sejarah Perang Puputan di Bali. Sumber: Pexels.com/Pew Nguyen
Perang Puputan yang kedua terjadi pada saat Indonesia sudah merdeka. Perang Puputan tersebut biasa dikenal dengan Perang Puputan Margarana.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia, Sudirman (2019: 266), Perang Puputan Margarana adalah salah satu pertempuran rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pertempuran tersebut dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di wilayah tersebut bertempur secara habis-habisan untuk mengusir pasukan Belanda yang datang kembali setelah Jepang kalah.
ADVERTISEMENT
Belanda memiliki tujuan untuk kembali menguasai wilayahnya yang direbut oleh Jepang saat Perang Dunia II. Selain itu, Perang Puputan Margarana juga terjadi karena Perundingan Linggarjati.
Salah satu isi dari perundingan tersebut adalah Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan di Sumatera, Jawa, dan Madura. Kemudian, Belanda harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
Namun, pada dan 3 Maret 1949, Belanda kembali mendaratkan pasukannya di Bali. Tujuan pendaratan tersebut adalah menegakkan berdirinya Negara Indonesia Timur.
Berdasarkan ringkasan kisah tersebut, jelas bahwa sejarah Perang Puputan di Bali terjadi karena adanya campur tangan Belanda. Namun, masyarakat Bali pada masa itu tegas untuk melawan pendudukan Belanda di Bali. (AA)
ADVERTISEMENT