Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Perjuangan Pattimura di Tanah Maluku
11 Juni 2023 21:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Disiplin Positif (DISPOS), Pattimura lahir pada 8 Juni 1783 di Maluku. Beliau mempunyai nama asli Thomas Matulessy dan dikenal sebagai pemimpin pasukan dalam peperangan besar pada tahun 1817.
Pattimura dikenal dengan perjuangannya dalam membela Negara Indonesia. Bagaimana kisahnya?
Sejarah Perjuangan Pattimura di Tanah Maluku
Berikut adalah sejarah perjuangan Pattimura di tanah Maluku yang perlu diketahui bersama:
1. Militer Inggris
Pattimura memulai karier militernya dalam kesatuan militer Inggris. Beliau memutuskan untuk menjadi bagian dari kelompok tersebut untuk menjaga tanah Maluku.
Berbagai tes dan latihan yang dijalani sampai 7 tahun lamanya membuat Pattimura meraih pangkat Sersan Mayor dan merubah marganya dari Matulessy menjadi Matulessia.
2. Melawan VOC
Perjuangan Pattimura bermula ketika Belanda menginjakkan kaki di tanah Maluku. Pattimura juga menentang monopoli Belanda dalam perdagangan rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Pattimura adalah sosok yang aktif melawan VOC bersama masyarakat Maluku lainnya. Perjuangan besarnya membuat Pattimura dikukuhkan sebagai Kapitan Besar pada tanggal 7 Mei 1817 untuk melawan Belanda.
Atas dasar tekad Pattimura yang sangat kuat, Benteng Duurstede pun berhasil dikuasai pada tanggal 15 Mei 1817. Kemudian, pada 20 Mei 1817, dilaksanakan rapat raksasa yang bernama Proklamasi Portho Haria di Negeri Haria.
Tujuannya untuk membuat pernyataan kebulatan tekad bahwa akan melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Proklamasi Portho Haria berisi 14 pasal pernyataan dan ditandatangani oleh 21 Raja Patih dari Pulau Saparua dan Nusalaut.
3. Akhir Perjuangan
Setelah melakukan berbagai penyerangan, Belanda mendatangkan pasukan dari Ambon untuk melawan Pattimura. Kecerdikan Pattimura dapat membuat Belanda hampir menyerah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Belanda mengadakan sayembara akan memberi 1.000 gulden bagi siapa pun yang bisa menangkap Pattimura. Atas pengkhianatan yang dilakukan dari warganya sendiri, Pattimura berhasil ditangkap di hutan Booi.
Kabar tersebut pun selanjutnya menyebar ke seluruh negeri dan menjadikan pemimpin perang lainnya sebagai target penangkapan selanjutnya.
Setelah dibawa ke Ambon, Pattimura diinterogasi di dalam penjara dan menjalani sidang. Akhirnya, Pattimura divonis hukuman paling berat, yaitu hukuman gantung. Hukuman tersebut dilaksanakan pada 16 Desember 1817 di Benteng Victoria, Ambon, Provinsi Maluku.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai perjuangan Maluku di tanah Maluku. Atas perjuangannya, Pattimura diberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1973.(LAU)