Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Selat Malaka dan Letaknya
4 Februari 2025 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Selat Malaka mencerminkan peran pentingnya sebagai jalur perairan strategis yang telah digunakan sejak zaman kuno .
ADVERTISEMENT
Letaknya yang menghubungkan berbagai kawasan menjadikannya pusat perdagangan dan interaksi budaya .
Selat ini telah menyaksikan perjalanan banyak kerajaan maritim serta persaingan kekuatan kolonial yang berusaha menguasainya. Hingga kini, Selat Malaka tetap menjadi jalur pelayaran vital yang mendukung perekonomian global.
Sejarah Selat Malaka dan Letaknya
Dikutip dari laman perpustakaan.kemendagri.go.id, sejarah Selat Malaka telah menjadi bagian penting dalam perkembangan perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Selat ini berfungsi sebagai jalur penghubung antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, menjadikannya rute strategis yang telah digunakan sejak zaman kuno.
Secara geografis, Selat Malaka membentang di antara Pulau Sumatra dan Semenanjung Melayu, menjadikannya salah satu jalur pelayaran internasional yang sangat vital.
Banyak negara mengandalkan jalur ini untuk mengangkut bahan bakar dan bahan industri, sehingga keamanan serta stabilitas di kawasan ini menjadi perhatian global.
ADVERTISEMENT
Sejak dahulu, jalur ini telah menjadi pusat perdagangan maritim. Terdapat sekitar 400 pelabuhan dan 700 kapal yang bergantung pada perairan Selat Malaka sebagai bagian dari aktivitas ekonomi mereka.
Para pedagang dari berbagai bangsa, seperti Tamil dan India, telah menggunakan jalur ini sejak lama. Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, pemerintah kerajaan memanfaatkan posisi strategisnya dengan menarik pajak dari kapal yang melewati selat ini.
Namun, kebijakan tersebut memicu ketidakpuasan di kalangan pedagang, yang kemudian meminta bantuan kepada Raja Kerajaan Cola.
Akibatnya, Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan pada tahun 1017 dan 1025, yang menyebabkan kekuasaannya melemah dan akhirnya runtuh.
Pasca keruntuhan Sriwijaya, perdagangan di Selat Malaka terus berkembang. Pada masa Kerajaan Samudera Pasai, jalur ini tetap menjadi poros utama perdagangan maritim.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sejak awal abad pertama Masehi, Selat Malaka sudah dimanfaatkan sebagai rute pelayaran yang menghubungkan India dengan Tiongkok Selatan serta berbagai bangsa di Asia Tenggara, termasuk kepulauan Indonesia.
Sebagai bagian dari jalur sutra maritim, selat ini semakin dikenal oleh bangsa-bangsa dari Asia Barat, Asia Tenggara, hingga Asia Timur.
Bahkan, meskipun negara-negara Eropa belum secara langsung menggunakan jalur ini pada awalnya, mereka menyadari pentingnya Selat Malaka dalam perdagangan global.
Dengan segala peran strategisnya, sejarah Selat Malaka terus menjadi bukti pentingnya jalur ini dalam perkembangan ekonomi dan peradaban dunia. (DANI)
Baca Juga: Sejarah dan Tokoh Perjanjian Roem Royen