Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Senjata Tradisional Kalimantan Timur, Warisan Budaya Tak Terlupakan
16 Februari 2025 6:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bertahan dan berburu, tetapi juga memiliki makna spiritual serta identitas budaya yang kuat.
Salah satu senjata yang paling dikenal adalah mandau, yang sering dikaitkan dengan kekuatan dan status sosial pemiliknya.
Mandau: Senjata Sakral Penuh Makna
Dikutip dari buku Sejarah Senjata Tradisional Nusantara, Harsja W. Bachtiar, 2015:87, mandau telah digunakan sejak era kerajaan di Kalimantan untuk melindungi wilayah dan menunjukkan kejayaan suku Dayak.
Mandau merupakan senjata tradisional Kalimantan Timur yang paling ikonik. Senjata ini tidak hanya digunakan dalam peperangan, tetapi juga dalam berbagai upacara adat.
Berdasarkan buku Khazanah Budaya Dayak, Rahmat Subekti, 2019:112, disebutkan bahwa mandau memiliki filosofi mendalam, di mana ukiran pada bilahnya melambangkan perjalanan hidup pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Pembuatan mandau tidak bisa dilakukan sembarangan. Pandai besi Dayak memilih besi khusus, bahkan dalam beberapa kepercayaan, besi yang digunakan berasal dari batu meteorit yang jatuh dari langit.
Pegangan mandau biasanya terbuat dari tanduk rusa atau kayu ulin yang dihiasi ukiran khas Dayak. Setiap ukiran memiliki makna tersendiri, seperti perlindungan dari roh jahat atau simbol keberanian.
Sumpit dan Telawang: Strategi Perang Suku Dayak
Selain mandau, senjata tradisional Kalimantan Timur lainnya adalah sumpit. Sumpit digunakan sebagai senjata jarak jauh yang sangat efektif.
Berdasarkan buku Senjata Tradisional Indonesia, I Made Sutama, 2017:59, sumpit sering digunakan dalam perang antar suku dan juga untuk berburu.
Anak sumpit yang digunakan biasanya dilapisi racun dari getah pohon ipuh, yang dapat melumpuhkan lawan dalam hitungan menit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, telawang atau perisai kayu menjadi perlengkapan wajib dalam peperangan. Perisai ini dibuat dari kayu ringan namun kuat dan dihiasi dengan motif khas Dayak.
Beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa motif ini bukan sekadar hiasan, melainkan memiliki kekuatan magis untuk melindungi pemiliknya dari serangan musuh.
Senjata tradisional Kalimantan Timur seperti mandau, sumpit, dan telawang bukan hanya alat perang, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas suku Dayak.
Setiap senjata memiliki makna filosofis yang mendalam dan tetap dijaga kelestariannya hingga saat ini. Upaya untuk mempertahankan nilai budaya ini menjadi penting agar warisan nenek moyang tetap hidup di tengah perkembangan zaman. (Anggie)